Sederet Perusahaan RI Penyerap Harta Karun Super Langka

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
13 September 2021 13:05
Rare earth element atau yang juga dikenal dengan sebutan logam tanah jarang (LTJ) . (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Rare earth element atau yang juga dikenal dengan sebutan logam tanah jarang (LTJ) . (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah akan mendorong digarapnya "harta karun" super langka yang belum disentuh sama sekali. "Harta karun" super langka ini bernama logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth element.

Logam tanah jarang ini memiliki banyak manfaat, sehingga banyak negara yang mengincar.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin mengatakan, sampai saat ini belum ada regulasi khusus yang mengatur soal logam tanah jarang ini. Untuk itu, pemerintah kini telah membentuk tim bernama tim pengembangan industri berbasis logam tanah jarang.

Selain itu, pemerintah juga tengah menyusun Instruksi Presiden (Inpres) untuk mempercepat pengembangan dan hilirisasi logam tanah jarang.

"Tim pengembangan industri berbasis logam tanah jarang dan penyusunan Inpres percepatan hilirisasi LTJ. Bapak, Ibu, dan teman-teman yang berminat partisipasi pada kesempatan lain, mari bersama-sama susun regulasi ini," tuturnya dalam sebuah Webinar 'Mineral for Energy' Jumat malam, (10/09/2021).

Dia mengatakan, di Indonesia banyak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang akan terlibat atau berpotensi terlibat dalam kebijakan pemanfaatan logam tanah jarang ini.

"Kita lihat Indonesia cukup banyak BUMN bidang energi yang terlibat atau berpotensi terlibat dalam kebijakan pemanfaatan LTJ," ujarnya.

Dia mencontohkan, beberapa BUMN yang akan terlibat dalam pemanfaatan LTJ ini di antaranya PT Dirgantara Indonesia, PT PAL, PT Pindad, PT Dahana, PT Krakatau Steel, PT Barata, PT Industri Kereta Api, PT Industri Telekomunikasi Indonesia, dan lainnya.

"Kita tahu juga pemerintah sudah bentuk BUMN khusus tangani baterai, Indonesia Battery Corporation (IBC)," lanjutnya.

Dia menegaskan bahwa mineral adalah komoditas yang penting dalam menunjang kemajuan peradaban manusia. Revolusi industri juga menurutnya didorong oleh pertumbuhan industri mineral.

"Jadi sekali lagi mineral adalah bahan penting dalam menunjang kemajuan peradaban manusia," tegasnya.

Sederet manfaat logam tanah jarang ini antara lain mulai dari bahan baku baterai, telepon seluler, komputer, industri elektronika hingga pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT), seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/ Angin (PLTB). Lalu, bisa juga untuk bahan baku industri pertahanan hingga kendaraan listrik.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono mengatakan, di Indonesia ada tiga potensi mineral yang mengandung logam tanah jarang, di antaranya dari pertambangan timah dan sudah dikonfirmasi keberadaannya. Lalu, dari tambang bauksit dan ketiga dari nikel scandium.

Dia mengatakan, Badan Geologi Kementerian ESDM sudah melakukan survei mengenai LTJ sejak 2009 sampai dengan 2020. Namun sayangnya, belum seluruh wilayah Indonesia disurvei karena keterbatasan sumber daya.

"Kalau kita lihat logam tanah jarang di Indonesia, ada di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi dengan berbagai endapan," ungkapnya dalam Closing Bell CNBC Indonesia, Kamis (09/09/2021).

Dia menjabarkan, di Tapanuli, Sumatera Utara terdapat sumber daya LTJ sebesar 20.000 ton. Lalu, di Bangka Belitung ada mineral monasit yang mengandung logam tanah jarang, dan monasit ini dijumpai bersama endapan timah dengan sumber daya sekitar 186.000 ton.

"Di Kalimantan, ada kajian di Kalimantan Barat potensi logam tanah jarang dalam bentuk laterit 219 ton dan Sulawesi 443 ton," imbuhnya.

Dia mengakui, sampai saat ini data mengenai LTJ baru sebatas sumber daya dan belum ada data mengenai cadangan karena belum dieksplorasi lebih lanjut. "Saat ini baru sebatas sumber daya," ujarnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wujud Harta Karun Super Langka RI yang Jadi Rebutan Asing

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular