Internasional

Meledak! 5 Negara Covidnya Terus Rekor, Banyak Tetangga RI

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
13 September 2021 10:10
Wabah Covid-19 di Korea Selatan
Foto: AP/Ahn Young-joon

Korea Selatan (Korsel)

Negeri K-pop ini juga nyatanya mulai merasakan gelombang baru virus corona. Dalam hampir sepekan terakhir, angka infeksi di negara itu melonjak tajam hingga menembus angka 1.500 kasus perhari.

Puncaknya terjadi pada 8 September. Di mana jumlah kasus menembus 2.049 infeksi dalam sehari.

Angka infeksi yang cukup tinggi ini memaksa pemerintah Negeri Ginseng untuk memodifikasi peraturannya terkait Covid-19.Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan mengatakan negara itu berencana untuk mengizinkan pasien Covid-19 bergejala ringan diisolasi di rumah setelah sebelumnya mengharuskan seluruh pasien corona untuk dirawat di faskes dan sebuah fasilitas isolasi khusus.

Sementara itu, pemerintah Korsel juga sedang merancangstrategi untuk membuka negara itu dari beberapa pembatasan terkait Covid-19setelah cukup banyak populasi divaksinasi sepenuhnya.

Mengutip Komisaris Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA). Jeong Eun-kyeong, kantor kepresidenan Korsel Blue Housemengatakan begitu 80% orang dewasa telah menerima kedua dosis tersebut, serta 90% orang berusia di atas 60 tahun, pembatasan kehidupan sehari-hari dapat dilonggarkan di seluruh negeri.

Meski begitu, data terakhir yang diperbaharui Sabtu, (11/9/2021), menyebut bahwa baru 45% populasi yang tervaksinasi penuh. Secara keseluruhan, Korsel telah mencatatkan 272 ribu infeksiCovidyang diiringi 2.359 kematian sejak pandemi melanda hingga saat ini.

Amerika Serikat (AS)

Pandemi Covid-19 semakin dalam posisi yang mengkhawatirkan di Amerika Serikat (AS). Meski memiliki angka vaksinasi yang cenderung tinggi, negara itu tetap mengalami peningkatan infeksi yang signifikan, bahkan lebih dari 1000% bila dibandingkan Juni lalu.

Mengutip data milik Worldometers, dalam sepekan terakhir angka kasus rata-rata bertengger di level diatas 100 ribu perhari. Kasus mulai turun pada 11 dan 12 September dengan masing-masing tanggal mencatatkan 72 ribu dan 35 ribu kasus harian.

Para analis kesehatan menganggap kenaikan tinggi ini terjadi akibat dari pelonggaran-pelonggaran yang berlaku pada liburan musim panas. Publik seakan sudah menganggap corona telah hilang dan mengabaikan protokol.

"Kita berada di pertengahan musim panas, orang-orang mulai berkumpul, mereka dalam kelompok yang besar. Vaksin telah membuat mereka merasa aman, dan mereka lupa dengan protokol kesehatan," kata dr. Perkin Halkitis, dekan di Rutgers School of Public Health, dalam wawancara bersamaCNBC International.

Sementara itu, angka vaksinasi juga menjadi sebuah catatan yang penting dalam gelombang pandemi kali ini. Pasalnya masih banyak warga yang belum menerima suntikan vaksin. Hal ini bahkan sempat membuat Presiden Joe Biden murka.

"Meskipun memiliki program vaksinasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan berhasil ... selama hampir lima bulan, vaksin gratis telah tersedia di 80.000 lokasi berbeda, kita masih memiliki hampir 80 juta orang Amerika yang gagal disuntik," kata Biden, dikutip dari CNBC International.

Biden mengatakan dia kehabisan kesabaran. Apalagi karena menunggu warga Amerika yang memilih tidak mau divaksinasi.

"Apa lagi yang harus ditunggu? Apa lagi yang perlu Anda lihat? Kami telah membuat vaksinasi gratis, aman dan nyaman. Vaksin memiliki persetujuan FDA, lebih dari 200 juta orang Amerika mendapatkan setidaknya satu suntikan," kata Biden.

"Kami sudah bersabar, tetapi kesabaran kami menipis, dan penolakan itu merugikan kami semua. jadi tolong lakukan hal yang benar."

Dengan penambahan ini, AS tetap menjadi negara yang menemukan kasus Covid-19 terbanyak di dunia. Negara Paman Sam tu mencatatkan 41,8 juta infeksi yang diiringi 677.988 kematian.



(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular