
'Kiamat' Chip Juga Parah Terjadi di Pabrik-Pabrik Mobil RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena terbatasnya chip semikonduktor ternyata masih terjadi hingga saat ini. Industri manufaktur seperti elektronika hingga pabrik mobil masih kena dampak. Pabrikan juga harus pintar-pintar dalam mengelola
"Kita sadar isu tersebut berlaku global dan kita pada dasarnya industri otomotif itu global value chain, jadi cukup banyak atau sangat bergantung kondisi global," kata Head of Media Relation PT Toyota Astra Motor (TAM) Dimas Aska kepada CNBC Indonesia, Jumat (10/9/21).
Kelangkaan supply chain itu berpengaruh terhadap jalannya produksi. Di sisi lain, pabrikan juga dituntut untuk memenuhi tingginya permintaan dari masyarakat. Kenaikan ini terasa setelah adanya relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) mulai bulan Maret lalu.
Pilihan Redaksi |
"Isu tersebut terjadi sejak Kuartal II sampai sekarang, tapi secara data menyebabkan produksi tetap tinggi. Apa berpengaruh (pada produksi)? ya berpengaruh, apa besar? itu yang terus kami usahakan, nggak cuma TAM tapi juga manufacturing dan sebagainya untuk menyuplai kondisi yang ada," jelas Dimas.
Sementara itu, Presiden Institut Otomotif Indonesia I Made Tangkas menyebut pabrikan perlu melakukan inovasi dalam menyikapi pasar. Di tahapan ini, industri mulai memasuki masa recovery dan beradaptasi membangun kembali berbagai hal, mulai dari produksi sampai penjualan
"Besar harapan kita ke depan songsong 2022 cepat recovery meski dengan ada keterbatasan suplai tadi chip, yang kita kenal sekarang di China atau Taiwan, ini yang tentu jadi sebuah perebutan ke depan, perlu dilihat gimana sektor produksi materialnya bisa kita lihat untuk memenuhi permintaan pasar," ujar I Made Tangkas.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pabrik di RI Mulai Kewalahan Produksi Mobil, Kok Bisa?