Internasional

Afghanistan Panas! Pemerintah Tandingan Muncul Lawan Taliban

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
09 September 2021 12:10
Afghan militiamen join Afghan defense and security forces during a gathering in Kabul, Afghanistan, Wednesday, June 23, 2021. Taliban gains in north Afghanistan, the traditional stronghold of the country's minority ethnic groups who drove the insurgent force from power nearly 20  years ago, has driven a worried government to resurrect militias whose histories have been characterized by chaos and widespread killing. (AP Photo/Rahmat Gul)
Foto: AP/Rahmat Gul

Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi di Afghanistan semakin memanas. Setelah Taliban mengumumkan pemerintahan yang dipimpin Perdana Menteri (PM) Mohammad Hassan Akhund, pasukan perlawanan juga menyebut akan membentuk pemerintahan tandingan.

Mengutip media Afghanistan, Khaama News, pasukan Front Perlawanan Nasional Afghanistan (NRFA) mengatakan bahwa langkah ini diambil untuk mempertahankan demokrasi di negara Asia Tengah itu. Mereka juga menekankan bahwa pemerintahan susunan Taliban merupakan susunan yang berbahaya bagi dunia.

"Front perlawanan mengakui bahwa mereka akan membentuk pemerintahan transisi yang demokratis dan sah yang dibentuk berdasarkan suara rakyat dan dapat diterima oleh masyarakat internasional," ujar pernyataan pasukan pimpinan Ahmad Masoud itu dikutip Kamis (9/9/2021).

Lebih lanjut, kelompok itu menghimbau agar lembaga internasional seperti PBB, UNHRC, Uni Eropa, organisasi Shanghai, SARC, ECO, dan OKI menghentikan komunikasi dengan Taliban. NRFA sendiri berbasis di lembah Panjshir yang selama ini sulit dikuasai Taliban.

Ini merupakan eskalasi terbaru pasca baku tembak di antara Taliban dan NRFA awal pekan ini. Dalam kontak senjata itu, kedua pihak mengklaim memenangkan pertempuran.

Keduanya juga sama-sama mengaku bahwa lawannya menderita kerugian yang sangat besar. Ini membawa kekhawatiran baru bahwa negara itu telah masuk ke fase perang saudara.

Taliban berhasil menguasai Afghanistan pada pertengahan Agustus lalu. Kelompok ini menang setelah posisi pemerintah Afghanistan semakin terdesak karena sikap Amerika Serikat (AS) yang memutuskan untuk menarik seluruh militernya dari negara itu setelah 20 tahun bertugas disana.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Taliban Wajibkan Perempuan Afghanistan Pakai Cadar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular