Survei Membuktikan! PPKM Bikin Seret Nafkah Rakyat

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
08 September 2021 11:44
Imbas PPKM Darurat, Jasa Servis HP Turun ke Jalan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Imbas PPKM Darurat, Jasa Servis HP Turun ke Jalan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) membawa kabar yang kurang sedap. Pada Agustus 2021, Survei Konsumen BI menunjukkan bahwa masyarakat Tanah Air semakin tidak percaya diri memandang situasi ekonomi saat ini hingga beberapa bulan mendatang.

Pada periode Agustus 2021, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) berada di 77,3. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 80,2.

"Survei Konsumen Bank Indonesia pada Agustus 2021 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi masih tertahan, seiring dengan berlanjutnya kebijakan pembatasan mobilitas pada periode survei untuk mengatasi penyebaran varian Delta Covid-19. Hal ini tercermin pada Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Agustus 2021 sebesar 77,3, lebih rendah dibandingkan dengan 80,2 pada Juli 2021," sebut keterangan tertulis BI yang dirilis Rabu (8/9/2021).

IKK menggunakan angka 100 sebagai ambang batas. Jika di bawah 100, maka artinya konsumen pesimistis memandang prospek perekonomian saat ini hingga enam bulan mendatang.

IKK Agustus 2021 tidak hanya turun. Skor 77,3 adalah yang terendah sejak Oktober 2005. Artinya, IKK berada di posisi terlemah sejak hampir 16 tahun.

ikkSumber: BI, Refinitiv

Pesimisme konsumen tidak lepas dari pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang masih belum reda. Bahkan kini ada virus corona varian delta yang jauh lebih mudah menular dari sebelumnya.

Penyebaran virus corona varian delta yang begitu masif sempat membuat Indonesia menjadi sorotan dunia. Kala itu, Juli 2021, tambahan pasien positif bisa lebih dari 50.000 orang dalam sehari.

Oleh karena itu, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemudian terpaksa menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat pada 3-20 Juli 2021. Selepas itu, PPKM diubah menjadi berlevel di mana Level 4 adalah yang paling ketat dan Level 1 yang paling longgar.

Seiring perjalanan, PPKM mampu menekan angka kasus positif secara signifikan. Kini tambahan kasus harian mulai stabil di bawah 10.000 orang per hari. Kurva kasus positif corona di Indonesia terlihat melandai, tidak lagi menanjak.

coronaSumber: Kemenkes, CEIC

Oleh karena itu, sebenarnya mulai bulan lalu pemerintah sedikit-sedikit sudah kembali membuka 'keran' aktivitas dan mobilitas masyarakat. Restoran dan warung makan sudah boleh melayani pengunjung yang makan-minum di tempat, meski ada pembatasan waktu dan kapasitas. Pusat perbelanjaan alias mal juga sudah boleh beroperasi, meski terbatas dan tidak di seluruh wilayah.

Namun keyakinan konsumen yang terlanjur anjlok sejak awal pemberlakuan PPKM tidak bisa bangkit begitu saja. Butuh waktu yang lebih lama untuk memulihkan keyakinan tersebut.

Apalagi situasi pandemi masih sangat belum pasti. Saat ini boleh saja pandemi sudah terkendali, tetapi ke depan siapa yang tahu? Bisa saja kasus melonjak lagi sehingga pemerintah kembali mengetatkan PPKM. Ketidakpastian ini yang membuat rakyat masih tidak pede memandang prospek perekonomian.

IKK dibagi menjadi dua sub-indeks besar yaitu Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) da Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). Keduanya masih di zona pesimistis, di bawah 100.

ikkSumber: BI, CEIC

Dari dua sub-indeks tersebut, terlihat bahwa IKE yang menjadi pemberat. IKE turun dari 67,1 pada Juli 2021 menjadi 59,4 sebulan sesudahnya. Artinya, konsumen semakin pesimistis dengan situasi ekonomi terkini.

IKE dibagi lagi menjadi tiga indeks yaitu Indeks Penghasilan Saat Ini, Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja, dan Indeks Pembelian Barang Tahan Lama. Ketiganya mengalami penurunan dari Juli 2021 ke Agustus 2021.

ikkSumber: BI, CEIC

"Pada Agustus 2021, persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini melemah dari bulan sebelumnya, ditengarai sejalan dengan masih berlanjutnya kebijakan PPKM Level 3 dan 4 di berbagai wilayah di Indonesia, yang berdampak pada kembali menurunnya aktivitas ekonomi dan terbatasnya penghasilan masyarakat. Penurunan IKE terjadi pada seluruh komponen penyusunnya, terdalam pada Indeks Penghasilan Saat Ini sebesar -10,7 poin menjadi 63,4.

"Keyakinan konsumen terhadap penghasilan saat ini dibandingkan enam bulan sebelumnya melemah disebabkan penurunan penghasilan rutin (gaji/upah/honor) maupun omset usaha, yang ditengarai akibat masih berlangsungnya penerapan PPKM Level 3 dan 4 di berbagai kota khususnya Jawa dan Bali. Penurunan indeks terjadi pada hampir seluruh kategori pengeluaran, terutama pada kelompok responden dengan tingkat pengeluaran Rp 3,1-4 juta per bulan. Menurut kategori usia, penurunan indeks terjadi pada mayoritas kelompok usia, terutama responden berusia 20-30 tahun," papar laporan BI.

Sementara IEK memang masih di zona pesimistis, tetapi ada sedikit kabar gembira. Indeks ini naik dari 93,2 pada Juli 2021 menjadi 95,3 sebulan setelahnya.

Seperti IKE, IEK juga terdiri dari tiga indeks yaitu Indeks Ekspektasi Penghasilan, Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha, dan Indeks Ekpektasi Ketersediaan Lapangan Kerja,. Dua yang disebut pertama membukukan kenaikan secara bulanan, sementara Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja stagnan di 91.

ikkSumber: BI, CEIC

"Konsumen memprakirakan ekspansi kondisi perekonomian pada enam bulan ke depan akan membaik seiring dengan perlambatan penyebaran kasus Covid-19 dan peningkatan laju vaksinasi untuk mencapai herd immunity," lanjut laporan BI.

Harapan ini harus terus dijaga, malah kalau bisa ditingkatkan. Caranya adalah dengan tetap membuat pandemi terkendali, jangan ada lonjakan lagi.

Seluruh pihak punya peran dalam mengendalikan pandemi. Masyarakat harus disiplin menegakkan protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun. Sementara pemerintah bertugas menggenjot tes, pelacakan, sistem pelayanan kesehatan, dan vaksinasi.

Hanya dengan ini pandemi bisa terkendali. Hanya dengan ini keyakinan rakyat terhadap kondisi ekonomi bisa dipulihkan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular