Internasional

Ngeri! Junta Myanmar Bebaskan Biksu Anti Muslim dari Penjara

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
07 September 2021 06:40
FILE - In this July 11, 2018, file photo, Myanmar's Army Commander-in-Chief Senior Gen. Min Aung Hlaing speaks during the opening ceremony of the third session of the 21st Century Panglong Conference at the Myanmar International Convention Centre in Naypyitaw, Myanmar. A military coup was taking place in Myanmar early Monday, Feb. 1, 2021 and State Counsellor Aung San Suu Kyi was detained under house arrest, reports said, as communications were cut to the capital. (AP Photo/Aung Shine Oo, File)
Foto: Panglima Tertinggi militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing (AP/Aung Shine Oo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Junta Myanmar kembali membuat berita. Kali ini, militer disebut telah membebaskan seorang biksu Buddha anti-Muslim yang dipenjara di masa pemerintahan Aung San Suu Kyi.

Ia adalah Ashin Wirathu, yang pernah dijuluki majalah Times "Buddis Bin Laden" karena perannya dalam membangkitkan kebencian agama di Myanmar. Dirinya ditahan sebelumnya atas tuduhan penghasutan.

"Dibebaskan setelah semua tuduhan terhadapnya dibatalkan," kata sebuah pernyataan dikutip dari AFP, Selasa (7/9/2021).

Junta juga mengatakan sang biksu kini tengah dirawat di rumah sakit militer. Namun tak ada rincian mengenai hal tersebut.

Sebelumnya, pria 53 tahun ini dikenal karena retorika nasionalisnya yang anti-Islam. Ini khususnya ditujukan ke komunitas Muslim Rohingnya, di negeri itu, yang tak memiliki kewarganegaraan.

Pada 2017, otoritas Buddha tertinggi di negeri itu, melarangnya berkhotbah selama satu tahun. Namun pasca larangan itu berakhir, ia menjadi dekat dengan militer dan kerap muncul sebagai pengkhotbah di rapat umum nasionalis, di mana ia menuduh pemerintah sipil korupsi dan meminta penulisan ulang konstitusi

Ia akhirnya ditahan karena ujaran kebencian dan penghinaan serta ketidakpuasan yang memprovokasi pemerintah Aung San Suu Kyi. Pemerintahan Aung San Suu Kyi sendiri dikudeta oleh junta militer Februari 2021 lalu yang menyebabkan ketidakstabilan politik hingga saat ini dengan 1.000 lebih orang tewas.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gawat! Negara Tetangga RI Ini Terancam Perang Saudara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular