Internasional

Presiden Ini Dikudeta Usai Ubah Konstitusi Demi 3 Periode

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
06 September 2021 14:05
FILE - In this Thursday, Aug. 15, 2019 file photo, Guinean President Alpha Conde delivers a speech during a ceremony marking the 75th anniversary of the WWII Allied landings in Provence, in Saint-Raphael, southern France. Witnesses say heavy gunfire has erupted near the presidential palace in Guinea's capital and went on for hours. It was not immediately known whether President Alpha Conde was home at the time the shooting began. But the gunfire prompted security concerns in the West African country with a long history of coup attempts.  (Eric Gaillard/Pool Photo via AP, File)
Foto: Presiden Guinea Alpha Conde

Jakarta, CNBC Indonesia - Kudeta militer terjadi di negara Afrika Barat, Guinea. Tentara bahkan menangkap Presiden Alpha Conde dan membubarkan pemerintah.

Hal ini terjadi Minggu (5/9/2021) malam waktu setempat. Junta dilaporkan masuk ke ibu kota Conakry disertai dengan baku tembak.

"Kami memutuskan, setelah menangkap presiden, membubarkan konstitusi," kata seorang perwira, sebagaimana dimuat AFP dari sebuah video, Senin (6/9/2021).

Militer mengatakan telah menutup perbatasan darat dan udara Guinea. Jam malam juga berlaku di negeri itu.

"Gubernur dan pejabat tinggi akan diganti militer," kata pernyataan itu lagi.

Meski demikian, akan ada pertemuan dengan menteri kabinet Conde Senin waktu setempat. Menteri harus hadir, bila tidak akan dianggap pemberontak.

Guinea adalah salah satu negara termiskin di dunia. Padahal negeri dengan 13 juta penduduk itu memiliki sumber daya alam mineral yang kaya. Ketidakstabilan politik bertahun-tahun menjadi penyebab.

Presiden Conde sendiri menang Pemilu Oktober 2020. Ini menjadikan dirinya menjabat ketiga kalinya sebagai presiden.

Sebenarnya Guinea hanya mengizinkan seseorang menjabat presiden dua periode. Namun, Conte telah mendorong perubahan konstitusi yang sebelumnya membatasi masa jabatan presiden di negeri itu.

Demonstrasi sempat terjadi, menolak masa jabatan ke-3 sang presiden. Namun ratusan orang ditangkap.

Sementara itu, Kepala Pasukan Khusus Militer Guinea, Letnan Kolonel Mamady Doumbouya muncul di televisi nasional. Ia mengatakan negeri itu salah urus dan menyebabkan kudeta muncul.

"Kami tidak akan lagi mempercayakan politik kepada satu orang, kami akan mempercayakan politik kepada rakyat," kata Doumbouya.

"Guinea itu cantik. Kita tidak perlu 'memperkosa' Guinea lagi, kita hanya perlu 'bercinta' dengannya," tambahnya.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk kudeta. Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS), melalui penjabat presidennya, pemimpin Ghana Nana Akufo-Addo, mengancam sanksi jika tatanan konstitusional Guinea tidak dipulihkan.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Militer Kudeta Negeri Kaya Tambang Ini, Presiden Ditangkap

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular