
9 Negara Mulai Komunikasi dengan Taliban, Ini Daftarnya

7. Pakistan
Pakistan juga nyatanya aktif dalam berhubungan dengan Taliban. Bahkan negara tetangga Afghanistan itu juga dilaporkan mau untuk membantu perdamaian di negara itu.
Terbaru, Letnan Jenderal Faiz Hameed, direktur jenderal Intelijen Pakistan ISI, dilaporkan telah tiba di Kabul pada Sabtu (4/9/2021) untuk menemui perwakilan Taliban. Dalam pertemuan itu, Faiz dikabarkan berdiskusi soal keamanan negara itu.
8. India
India juga dikabarkan sedang membuka hubungan dengan Taliban. Pembicaraan awal antara kedua pihak dilakukan pada akhir Agustus lalu antara Duta Besar India untuk Qatar, Deepak Mittal dan Kepala Kantor Politik Taliban di Doha, Sher Mohammad Abbas Stanekzai.
Pertemuan itu dilaporkan merupakan inisiasi dari Taliban. Stanekzai menyebut bahwa pihaknya ingin menjalin hubungan diplomatik dengan India mengingat besarnya pengaruh New Delhi di negara itu.
India diketahui telah menanamkan modal lebih dari US$3 miliar atau sekitar Rp42,8 triliun untuk pembangunan infrastruktur di Afghanistan. New Delhi juga menjalin hubungan yang dekat dengan pemerintah Afghanistan yang digulingkan.
Namun, kemajuan Taliban yang begitu pesat hingga mampu menguasai Afghanistan dalam waktu yang relatif singkat membuat India dikritik lantaran tidak mencoba membuka komunikasi dengan kelompok itu.
9. Indonesia
Indonesia melalui Menlu Retno Marsudi juga telah mengadakan pembicaraan langsung dengan Taliban di Qatar pada akhir Agustus lalu. Retno menyebut dalam pertemuan itu Indonesia meminta Taliban segera membentuk pemerintahan yang inklusif bagi seluruh warga Afghanistan.
"Tantangan utama Taliban saat ini adalah bagaimana membentuk pemerintahan inklusif secepat mungkin. Dari pembicaraan dengan Taliban yang saya lakukan di Doha tanggal 26 Agustus yang lalu, Taliban menyampaikan komitmen untuk berusaha keras membentuk pemerintahan inklusif," ujar Menlu yang juga mantan dubes RI di Belanda itu.
Kemudian, Retno menambahkan bahwa Taliban sudah melakukan penunjukan terhadap pejabat sementara untuk posisi-posisi krusial di kabinet. Ini agar proses stabilisasi berjalan lebih cepat.
"Upaya ini dinilai akan mengurangi risiko instabilitas domestik dan dinilai akan memudahkan Taliban dalam melakukan engagement dengan dunia luar. Taliban mengatakan, sambil terus berupaya membentuk pemerintahan inklusif mengingat adanya kebutuhan mendesak, maka telah dilakukan penunjukan penjabat sementara," tambahnya.
"Yaitu posisi Menhan, Mendagri, Menkeu, pendidikan tinggi pendidikan intelijen, gubernur Bank Sentral, Gubernur Kabul, dan Walikota Kabul. Mereka mengatakan penunjukan itu sifatnya sementara."
Terakhir, Retno menyebut bahwa Indonesia juga meminta beberapa hal kepada Taliban. Ini berkaitan dengan perlindungan Hak Asasi Manusia dan juga stabilitas serta keamanan,
"Saya menyampaikan kepada Taliban pentingnya: pemerintah inklusif di Afghanistan, menghormati hak-hak perempuan, memastikan Afghanistan tidak menjadi tempat berkembang organisasi dan kegiatan teroris."
(dob/dob)[Gambas:Video CNBC]