2022 Jadi Penentu Nasib RI, Menang atau Kalah Lawan Covid!

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
03 September 2021 13:25
Suharso Monoarfa. Ist
Foto: Suharso Monoarfa. Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah mutasi virus Covid-19 yang tidak terhindarkan dan menjalar kepada krisis ekonomi dan sosial selama hampir dua tahun beruntun, pemerintah meyakini tahun 2022 merupakan tahun penting untuk memulihkan ekonomi.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa saat ditemui di kantornya, Kamis (2/9/2021).

"Tahun 2022 juga tahun yang sangat strategis untuk Indonesia di tengah pandemi, asumsinya apakah pandemi ini berkepanjangan atau bisa dihadapi," ujarnya.

Saat ini, kata Suharso pemulihan ekonomi Indonesia masih belum optimal, karena masih fokus pada penanganan pandemi. Sehingga masih terdapat recovery gap yang lebar.

Oleh karena itu, Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2022 telah diarahkan untuk memulihkan ekonomi dan reformasi struktural. Reformasi tersebut meliputi kesehatan nasional, perlindungan sosial, pendidikan, dan keterampilan.

Melalui intervensi kebijakan yang tepat, maka kata Suharso pertumbuhan ekonomi potensial Indonesia sepanjang 2022-2045 diperkirakan sebesar 6,3%.

Namun, apabila dengan skenario baseline, output potensial diperkirakan akan turun. "Rata-rata 2022-2045 sebesar 4,1%," ujarnya.

Pemerintah bersama mitra kerja Komisi XI DPR juga sudah menetapkan sasaran pertumbuhan ekonomi pada 2022 pada kisaran 5,2% hingga 5,5%.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi 2022 tersebut, kata Suharso merupakan hasil agregasi dan disagregasi pertumbuhan ekonomi provinsi. Atau dengan kata lain, sudah disepakati dalam rakor Gubernur dan Bappeda Provinsi.

Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut maka akan menjadi basis perhitungan sasaran makro pembangunan lainnya untuk 2022. Berikut sasaran pembangunan dalam RKP 2022:

- Pertumbuhan ekonomi 5,2% sampai 5,5%

- Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca 26,87%

- Tingkat Pengangguran Terbuka 5,5% - 6,3%

- Rasio Gini 0,376 - 0,378

- Indeks Pembangunan Manusia 73,41 - 73,46

- Tingkat Kemiskinan 8,5 - 9

- Nilai Tukar Petani (NTP) 103 - 105

- Nilai Tukar Nelayan (NTN) 104 - 106

Suharso menekankan, pemulihan ekonomi pada 2022 akan ditopang oleh beberapa sektor dan akan diraih dengan cara pemulihan daya beli dan usaha, serta diversifikasi ekonomi.

Untuk mendorong pemulihan daya beli dan usaha akan dilakukan dengan penuntasan krisis kesehatan, pemberian bantuan untuk pemulihan dunia usaha, menjaga daya beli rumah tangga, percepatan pembangunan infrastruktur padat karya, dan program khusus (prioritas arahan Presiden).

Sementara dalam melakukan diversifikasi ekonomi akan dilakukan melalui peningkatan nilai tambah, ketahanan pangan, pembangunan rendah karbon, peningkatan pemerataan infrastruktur, dan kualitas layanan digital.

"Sasaran pertumbuhan ekonomi 2022 bisa dicapai berdasarkan sektor, baik dari sisi produksi dan pengeluaran," ujarnya.

Dia merinci, berdasarkan dari sisi produksi, ditargetkan industri pengolahan bisa tumbuh 5,3% hingga 5,6%. Kemudian sektor pertanian 3,6% - 3,8%. Dari sektor perdagangan ditargetkan bisa tumbuh mencapai 4,8% - 5,3%.

Masih dari sektor produksi, penyediaan akomodasi, makanan, dan minuman diproyeksikan bisa tumbuh 6% hingga 6,3%, informasi dan komunikasi 9,8% - 10%, konstruksi 6% - 6,5%, dan pertambangan 1,8% - 2%.

Sementara dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga dan LPRNT (Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga) diproyeksikan diharapkan bisa mencapai 5,1% - 5,3%, kemudian konsumsi pemerintah 3,2% - 4,4%. Investasi 5,4% - 6,3%, ekspor barang dan jasa 4,3% - 6,4%, dan impor barang dan jasa 3,6% - 7,5%.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular