
2022 Jadi Penentu Nasib RI, Menang atau Kalah Lawan Covid!

Suharso menekankan, pemulihan ekonomi pada 2022 akan ditopang oleh beberapa sektor dan akan diraih dengan cara pemulihan daya beli dan usaha, serta diversifikasi ekonomi.
Untuk mendorong pemulihan daya beli dan usaha akan dilakukan dengan penuntasan krisis kesehatan, pemberian bantuan untuk pemulihan dunia usaha, menjaga daya beli rumah tangga, percepatan pembangunan infrastruktur padat karya, dan program khusus (prioritas arahan Presiden).
Sementara dalam melakukan diversifikasi ekonomi akan dilakukan melalui peningkatan nilai tambah, ketahanan pangan, pembangunan rendah karbon, peningkatan pemerataan infrastruktur, dan kualitas layanan digital.
"Sasaran pertumbuhan ekonomi 2022 bisa dicapai berdasarkan sektor, baik dari sisi produksi dan pengeluaran," ujarnya.
Dia merinci, berdasarkan dari sisi produksi, ditargetkan industri pengolahan bisa tumbuh 5,3% hingga 5,6%. Kemudian sektor pertanian 3,6% - 3,8%. Dari sektor perdagangan ditargetkan bisa tumbuh mencapai 4,8% - 5,3%.
Masih dari sektor produksi, penyediaan akomodasi, makanan, dan minuman diproyeksikan bisa tumbuh 6% hingga 6,3%, informasi dan komunikasi 9,8% - 10%, konstruksi 6% - 6,5%, dan pertambangan 1,8% - 2%.
Sementara dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga dan LPRNT (Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga) diproyeksikan diharapkan bisa mencapai 5,1% - 5,3%, kemudian konsumsi pemerintah 3,2% - 4,4%. Investasi 5,4% - 6,3%, ekspor barang dan jasa 4,3% - 6,4%, dan impor barang dan jasa 3,6% - 7,5%.
[Gambas:Video CNBC]