
Pasokan Melimpah, Pengusaha Migas Minta Ekspor Gas Tak Distop

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia memiliki rencana untuk tidak akan ekspor gas lagi mulai 2035-2036, berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) pada 2017 lalu.
Akan tetapi, saat ini Indonesia masih mengalami kelebihan pasokan gas dan diperkirakan sampai satu dekade mendatang juga akan mengalami kelebihan pasokan gas karena permintaan gas di dalam negeri diperkirakan masih lebih rendah daripada produksinya.
Menanggapi hal ini, Direktur Eksekutif Indonesian Petroleum Association (IPA) Marjolin Wajong meminta agar pemerintah tidak menutup keran ekspor gas. Apalagi, lanjutnya, pemerintah punya target produksi gas naik 2x lipat pada 2030 menjadi 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD).
Pasokan gas ini akan berasal dari lapangan yang ada saat ini dan masih membutuhkan eksplorasi dan pengembangan lebih lanjut, serta ada juga yang berasal dari lapangan-lapangan baru.
Dia mengatakan, saat melakukan eksplorasi, maka investor memerlukan kejelasan pasar gas. Pada akhirnya, ini akan memengaruhi suplai gas di dalam negeri ke depannya.
"Bagi lapangan-lapangan baru yang mau eksplorasi, maka penting banget gasnya mau dibawa ke mana. Eksplorasi kan keluar uang, market-nya gimana harus ada kejelasan," paparnya di sela acara "The 45th IPA Convention and Exhibition 2021" secara virtual, Kamis (02/09/2021).
Dia menghargai pemerintah sudah punya rencana mengenai serapan gas ini. Tapi sebagai investor, pihaknya meminta terus diberikan informasi terbaru atas rencana tersebut.
"Rencana is one thing, tapi kan harus mulai diimplementasikan. Kan step by step, sehingga pada investor yang mau eksplorasi berani melangkah. Kalau saya dapat gas, saya bisa menjualnya," jelasnya.
Oleh karena itu, dia pun memberikan saran kepada pemerintah agar tidak langsung menutup pasar ekspor gas. Dia berpandangan, ekspor gas masih diperlukan kalau dalam negeri belum sanggup menyerap sepenuhnya.
"Saran saya melihat dinamika saat ini mungkin jangan langsung ditutup pasar untuk ekspor. Nah hal-hal yang buat eksplorasi tetap berjalan jangan terganggu dengan ketidakpastian ini penting," ungkapnya.
Sebelumnya, Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya Widya Yudha menuturkan bahwa ada kemungkinan rencana Indonesia untuk setop ekspor gas mulai 2035-2036 mendatang dibatalkan.
Satya mengatakan, dengan potensi suplai yang besar, namun permintaan dalam negeri, maka kemungkinan potensi ekspor masih bisa dilakukan.
"Sulit sekali nggak ada ekspor 2035 kalau nggak ada demand di dalam negeri. Ini isu utama yang sedang didiskusikan DEN dengan tujuh menteri, termasuk Kepala Bappenas. Kami bahas kebijakan yang tepat apakah demand realistis, kalau suplai ada di situ, tapi demand nggak bagus, ada potensi ekspor gas kita," tuturnya dalam acara "The 45th IPA Convention and Exhibition 2021" secara virtual, Kamis (02/09/2021).
Oleh karena itu, menurutnya pihaknya dan kementerian terkait kini juga membahas rencana revisi RUEN tersebut agar disesuaikan dengan kondisi terkini, seperti pertumbuhan ekonomi, rencana transisi energi ke energi baru terbarukan, serta Grand Strategi Energi Nasional.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Kata Bos Asosiasi Migas soal Target 1 Juta Barel Minyak