Menteri ESDM: Ada Energi Hijau, Industri Migas Tetap Penting!

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
01 September 2021 11:30
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam acara IPA Convex 2021. (Tangkapan Layar Youtube Indonesian Petroleum Association)
Foto: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam acara IPA Convex 2021. (Tangkapan Layar Youtube Indonesian Petroleum Association)

Jakarta, CNBC Indonesia - Berbagai negara di dunia termasuk Indonesia saat ini tengah berupaya melakukan transisi energi dari energi fosil ke energi baru terbarukan (EBT).

Meski sedang dalam masa transisi, namun keberadaan industri minyak dan gas bumi (migas) dinilai masih tetap penting.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. Dia mengatakan, tidak hanya sebagai sumber energi, industri hulu migas menurutnya juga menjadi penggerak perekonomian nasional.

"Keberadaan industri migas di berbagai tempat di Indonesia telah mendorong munculnya aktivitas-aktivitas perekonomian lainnya di wilayah tersebut," paparnya dalam acara "The 45th IPA Convention and Exhibition 2021" secara virtual pada hari ini, Rabu (01/09/2021).

Arifin mengatakan, transisi EBT ini akan dilakukan secara bertahap, sehingga diperlukan upaya proses peralihan yang terukur dalam masa transisi.

"Diperlukan upaya proses peralihan yang terukur dan dalam masa transisi ini, peran migas masih strategis," tegasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, saat ini pemerintah sedang menyelesaikan penyusunan Grand Strategi Energi Nasional. Ada dua agenda penting di dalamnya, yakni peningkatan produksi migas dan penurunan emisi karbon harus dapat berjalan bersama dengan saling bersinergi.

"Pemerintah tetap optimis untuk meningkatkan produksi migas melalui kegiatan eksplorasi dan produksi yang lebih masif dan agresif, dengan target produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari (bph) dan gas sebesar 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada tahun 2030," ungkapnya.

Kunci dalam mengejar target produksi ini disebut ada di tangan PT Pertamina (Persero), terutama setelah Pertamina mengambil alih pengelolaan Blok Rokan, Riau.

Mengenai target produksi migas pada 2030 ini, Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Indonesia (Indonesian Petroleum Association/ IPA) pun angkat suara.

Presiden IPA Gary Selbie mengatakan, untuk mencapai target tersebut tentunya diperlukan perbaikan dari sisi insentif kebijakan fiskal (fiscal terms), sehingga bisa memperbaiki iklim investasi di Indonesia.

"Untuk mencapai target produksi migas ini, tentunya perlu perbaikan fiscal terms yang ditawarkan, sehingga bisa memperbaiki iklim investasi di Indonesia," tutur Selbie dalam pembukaan acara "The 45th IPA Convention and Exhibition 2021" secara virtual pada hari ini, Rabu (01/09/2021).

Di sisi lain, lanjutnya, pemerintah kini juga fokus untuk mengurangi emisi karbon seiring dengan Perjanjian Paris guna memerangi perubahan iklim global. Untuk menyeimbangkan hal ini menurutnya ini bukan lah pekerjaan yang mudah.

"Ini bukan pekerjaan yang mudah, tapi dengan bekerja bersama-sama dengan lintas kementerian dan pemangku kepentingan lainnya, ini memungkinkan," ujarnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Demi 1 Juta Barel Minyak, Menteri ESDM Perintahkan 4 Hal Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular