BPDPKS Ikut Kembangkan UMKM & Santripreneur di Riau

Rahajeng KH, CNBC Indonesia
02 September 2021 16:06
Ilustrasi kelapa sawit. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi kelapa sawit. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) telah merealisasikan peremajaan sawit rakyat (PSR) hingga 230.472 hektare secara nasional dengan jumlah pekebun sebanyak 100.439 orang. Selain peremajaan, BPDKS juga memberikan bantuan santripreneur yang berbasis UMKM Sawit yang difokuskan ke Riau, sebagai wilayah dengan lahan sawit terbesar.

"Dilakukan kegiatan workshop penguatan UMKM pondok pesantren dan mendukung program peremajaan sawit rakyat bekerjasama dengan Apkasindo. Kemudian juga untuk produk turunan kelapa sawit melalui tindak lanjut pengembangan santripreneur berbasis UMKM sawit untuk pemberdayaan ekonomi daerah," kata Direktur Penyaluran Dana BPDPKS Edi Wibowo dalam acara peresmian Santripreneur Berbasis Sawit di Riau, Kamis (2/9/2021).

Dia menambahkan program pemberdayaan perkebunan sawit yang dilakukan BPDPKS yang menjadi program nasional adalah program PSR. Sementara itu bantuan pendanaan yang sudah diberikan yakni Rp 30 juta per hektare dan sudah ada yang dapat dipanen.

"Untuk PSR di Riau dengan pendanaan BPDPKS dengan dana yang disalurkan per 31 Agustus 2021 sebesar Rp 749 miliar untuk 28 ribu hektar dan 11.580 pekebun. Secara nasional pencapaian hingga 31 Agustus terealisasi Rp 6,23 triliun untuk lahan seluas 230.472 hektar," ungkapnya.

BPDPKS juga memberikan beasiswa sawit untuk program vokasi D1 hingga D4, dan hingga saat ini telah diberikan pada 2.600 mahasiswa. Untuk tahun ini akan pada 660 mahasiswa yang tengah dalam proses seleksi dan menunggu rekomendasi teknis Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyebutkan Indonesia memiliki sumber daya alam Indonesia begitu berlimpah tapi selama ini dijual dalam bentuk mentah. Saat ini ia ingin hal itu diubah, sehingga nantinya diekspor setelah menjadi barang jadi atau setengah jadi.

"Semua komoditas yang ada kita dorong untuk hilirisasi, untuk industrialisasi misalnya nikel yang dalam 3 atau 4 tahun akan berubah menjadi barang jadi, lithium baterai, baterai listrik, baterai mobil listrik. Begitu juga dengan bauksit," jelasnya.

Jokowi juga menyinggung hasil pertanian Indonesia. Ia ingin agar sektor ini bisa dilakukan transformasi agar menghasilkan nilai yang lebih besar bagi Tanah Air.

"Lalu kelapa sawit yang turunannya juga sangat banyak sekali. Kita harus mempercepat transformasi di sektor pertanian juga, semua harus disiapkan dari hulu sampai hilir," tegasnya.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pungutan Ekspor Setop Sementara, Program BPDPKS Aman?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular