RI Lepas dari Resesi Tapi Tetap Waspada, Kenapa Pak Jokowi?

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
31 August 2021 13:05
Pernyataan Presiden Joko Widodo tentang Perkembangan PPKM Terkini, Istana Merdeka. (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)
Foto: Pernyataan Presiden Joko Widodo tentang Perkembangan PPKM Terkini, Istana Merdeka. (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan perekonomian Indonesia sudah mulai pulih terlihat dari realisasi pertumbuhan pada kuartal II-2021 tumbuh 7,07%. Namun, munculnya varian delta mengharuskan berbagai indikator pendorong perekonomian harus turun.

Menurutnya, pemerintah harus melakukan PPKM level 4 hingga saat ini, karena lonjakan kasus positif akibat masuknya varian delta ke Indonesia. Sehingga perekonomian di dua kuartal akhir tahun ini dikhawatirkan akan ikut terkoreksi

"Pertumbuhan ekonomi kita kuartal II-2021 7,07%. Namun, kita tetap waspada pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga dan keempat 2021 akan mengalami dampak dari kebijakan PPKM yang kita lakukan," ujarnya dalam pembukaan kongres ISEI, Selasa (31/8/2020).

Kepala Negara berharap jika kasus positif Covid-19 bisa dikendalikan maka aktivitas ekonomi bisa kembali berjalan. Dengan demikian dampak ke perekonomian bisa lebih diminimalisir, sehingga setidaknya perekonomian bisa tumbuh di batas atas hingga akhir tahun.

Ia menjelaskan, perbaikan perekonomian kuartal II juga terlihat dari naiknya inflasi yang relatif masih terkendali di kisaran 1,5%. Diharapkan ini bisa tetap dijaga agar inflasi tidak melonjak sangat tajam seperti Amerika Serikat.

Selain itu, kinerja ekspor pada kuartal II juga naik hingga 31,8%, begitu pula dengan konsumsi masyarakat yang berada di 5,9% serta investasi tumbuh sangat baik di 7,5%. Indeks kepercayaan pemerintah juga naik dari 97, 6 jadi 115,6.

Namun, ia melihat pemerintah tidak bisa lagi hanya mengandalkan motor penggerak perekonomian sebelum terjadi krisis. Karena pemerintah harus melihat peluang lainnya untuk terus mendorong perekonomian.

"Kita harus mampu mengubah ketergantungan pertumbuhan ekonomi dari sektor konsumsi kita transformasikan ke sektor produksi. Semua komoditas yang ada kita dorong untuk hilirisasi untuk industrialisasi misalnya nikel yang dalam 3 atau 4 tahun akan berubah menjadi barang jadi lithium baterai, baterai listrik, baterai mobil listrik," jelasnya.

"Begitu juga dengan bauksit, lalu kelapa sawit yang turunannya juga sangat banyak sekali. Kita harus mempercepat transformasi di sektor pertanian juga, semua harus disiapkan dari hulu sampai hilir," imbuhnya.

Selain itu, untuk meningkatkan perekonomian ia juga menekankan pemerintah konsisten melakukan transformasi struktural. Ini untuk memastikan untuk menciptakan iklim investasi yang semakin menarik dan lebih mudah melalui UU Cipta Kerja Nomor 11 tahun 2020.

"Tugas kita ke depan adalah memastikan agar pondasi baik yang telah kita letakkan dilaksanakan dengan baik dan konsisten, menuntun langkah kita ke arah perbaikan menjadi lebih baik dan lebih kuat di masa yang akan datang. Tapi saya ingin menekankan bahwa dalam percepatan transformasi ekonomi sinergi menjadi kunci sinergi sangat dibutuhkan karena segala persoalan luas dan kompleks," tegasnya.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Covid Meledak Lagi, Ekonomi RI Bakal Kembali Kritis?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular