
Sumber Gas Melimpah di Timur RI, Tapi Infrastruktur Tak Ada

Jakarta, CNBC Indonesia - RI dianugerahi sumber daya gas bumi yang melimpah, khususnya di Indonesia Timur. Namun sayangnya belum bisa dikembangkan secara masif karena terkendala infrastruktur.
CEO PT Pertamina Hulu Energi, Subholding Upstream Pertamina, Budiman Parhusip, mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi gas besar, namun eksplorasinya terkendala lokasi yang cukup jauh di bagian Timur.
Oleh karena itu, untuk mengembangkan gasnya menurutnya diperlukan upaya kolektif.
"Sebagaimana kita ketahui, infrastruktur bagian Timur belum dikembangkan. Butuh upaya kolektif sehingga perkembangan gas dan juga eksplorasi bisa diwujudkan," paparnya dalam acara "The 45th IPA Convention and Exhibition 2021" secara virtual, Kamis, (02/09/2021).
Menurutnya, infrastruktur perlu dibangun di wilayah Indonesia Timur, sehingga bisa menciptakan permintaan gas di daerah tersebut.
"Pada saat ini kita harus bisa terus berusaha optimalkan rencana pembangunan dan ciptakan permintaan gas domestik di dalam sektor industri dan listrik," lanjutnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, dengan pembangunan infrastruktur ini, maka ini bisa menjadi modal dalam mencapai target produksi gas 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030.
"Harus cepat pahami cekungan-cekungan ini untuk bisa dikembangkan, perlu rencana eksplorasi, juga fiscal term dan kontrak yang menarik, sehingga bisa percepat eksplorasi dan pengembangan pembangunan ini," tuturnya.
Dia mengatakan, di masa transisi energi ini gas memiliki peranan penting karena gas lebih bersih dibandingkan dengan energi lain seperti minyak dan batu bara.
"Gas dianggap sebagai yang cukup bersih di mana ini emisinya lebih rendah 50% dari batu bara. Oleh karena itu, gas bisa mainkan peran yang cukup baik dalam transisi ini," paparnya.
Gas domestik sebagian besar diserap untuk industri kelistrikan hingga 50-60% dari total pasokan. Oleh karena itu, menurutnya juga harus ada komitmen kuat oleh PLN mengenai pemanfaatan gas di sektor kelistrikan.
"Industri listrik merupakan pasar gas terbesar oleh karena itu komitmen kuat PLN dan lebih banyak pemanfaatan gas di sektor listrik dibutuhkan," imbuhnya.
Evy Haryadi, Direktur Perencanaan Korporat PLN, mengatakan konsumsi gas untuk pembangkit listrik diperkirakan akan melonjak 50% menjadi 547 tera British thermal unit (TBTU) dari perkiraan 2021 ini sekitar 364 TBTU.
Perkiraan tersebut menurutnya berdasarkan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030.
Berdasarkan Grand Strategi Energi Nasional (GSEN), pemerintah memperkirakan ekspor gas pada 2030 melonjak hampir empat kali lipat menjadi 6,9 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) dari 1,5 BSCFD pada 2020.
Perkiraan ini dengan asumsi produksi gas nasional pada 2030 mencapai 12,1 BSCFD, sementara permintaan gas di dalam negeri hanya sekitar 5,2 BSCFD.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 2 Strategi Besar PHE Genjot Produksi Minyak & Gas
