3 Proyek Migas Bernilai Hampir Rp 1 T Beroperasi di Agustus

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
01 September 2021 17:50
Blok Migas Pangkah/Doc PGN
Foto: Fptp/Blok Migas Pangkah/Doc PGN

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat tiga proyek migas baru dengan total nilai investasi US$ 66,3 juta atau setara Rp 946 miliar beroperasi pada Agustus 2021 ini.

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan, ketiga proyek ini merupakan bagian dari 12 proyek hulu migas yang memang direncanakan mulai beroperasi pada 2021 ini.

Ketiga proyek tersebut antara lain:
1. Proyek Fasilitas Produksi Stasiun Pengumpul Bangadua (SP-BDA) oleh PT Pertamina EP,
2. Proyek WB-NAG Compression and Condensate Pumping System oleh PetroChina International Jabung LTD (PCJL), dan
3. Proyek Pembangunan Fasilitas Produksi Lepas Pantai Lapangan Sidayu oleh Saka Indonesia Pangkah Limited (SIPL).

"Ini adalah capaian luar biasa mengingat di tengah pandemi Covid-19 yang sempat meningkat di berbagai wilayah di Indonesia, namun SKK Migas dan KKKS tetap bisa mengawal onstream tiga proyek sekaligus. Yang membanggakan ini terjadi di bulan Agustus 2021, sehingga menjadi salah satu kado kemerdekaan bagi bangsa Indonesia," paparnya, seperti dikutip dari keterangan resmi SKK Migas, Rabu (01/09/2021).

Dia mengatakan, proyek Saka di Sidayu dilakukan untuk mendukung peningkatan produksi, sementara proyek fasilitas produksi SP-BDA oleh Pertamina EP dan WB-NAG Petrochina ditujukan untuk menahan laju penurunan produksi migas.

Dengan selesai dibangunnya ketiga proyek tersebut, maka menurutnya sampai akhir Agustus 2021 jumlah proyek yang sudah beroperasi sebanyak 10 proyek atau sudah mencapai 83,3% dari keseluruhan target proyek di 2021.

Lebih lanjut Julius menyampaikan apresiasinya kepada KKKS yang dapat menyelesaikan proyek dengan baik di tengah pandemi Covid-19 dengan masih diberlakukannya pembatasan mobilitas.

"Pelaksanaan proyek hulu migas di tengah pandemi Covid-19 ini memiliki tantangan tersendiri, di mana SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama dituntut untuk dapat bekerja sama dalam melaksanakan manajemen proyek secara efektif, efisien, dan agile dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan," tuturnya.

Dengan capaian realisasi proyek yang telah mencapai 83,3% dari target, Julius yakin pada akhir 2021 nanti jumlah proyek yang beroperasi dapat melebihi dari target yang diharapkan.

"Kami bekerja sama dengan KKKS untuk mengawal capaian ini, sehingga dapat memberikan kontribusi tambahan produksi minyak dan gas di akhir tahun, sehingga menjadi modal level entry yang baik saat memasuki tahun 2022. Sinergi dan kolaborasi ini diharapkan akan menjadi salah satu langkah pencapaian visi produksi 1 juta bph dan 12 BSCFD di tahun 2030, demi mendukung Indonesia yang lebih baik," tuturnya.

Berikut rincian dari ketiga proyek tersebut:

1. Proyek Fasilitas Produksi Stasiun Pengumpul Bangadua (SP-BDA) oleh PT Pertamina EP

PT Pertamina EP berhasil menyelesaikan kegiatan proyek pembangunan fasilitas produksi SP-BDA dengan investasi US$ 6,5 juta. Kapasitas produksi gross liquid sebesar 3.000 barel liquid per hari (BLPD) dan gas 10 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

Uji coba (commissioning) dan pengaliran hidrokarbon melalui fasilitas produksi baru tersebut telah direalisasi pada tanggal 13 Agustus 2021. Dengan beroperasinya fasilitas produksi SP-BDA, maka Pertamina EP dapat mempertahankan produksi.

2. Proyek WB-NAG Compression and Condensate Pumping System oleh PetroChina International Jabung LTD (PCJL)

Fasilitas Produksi WB-NAG Compression and Condensate Pumping System telah berhasil mengalirkan hidrokarbon pertama pada 18 Agustus 2021. Penyelesaian proyek oleh PetroChina International Jabung LTD (PCJL) ditandai dengan keberhasilan pengaliran non associated gas dari Lapangan West Betara (WB) sebesar 30,5 MMSCFD yang bermanfaat untuk menjaga pasokan gas domestik.

Gas dari lapangan ini lalu diproses lebih lanjut dan dikirimkan sebagai sales gas untuk pemenuhan kebutuhan industri domestik (PLN Batam dan Tanjung Jabung Power). Investasi untuk pemasangan fasilitas produksi ini sekitar US$ 12 juta.

3. Proyek Pembangunan Fasilitas Produksi Lepas Pantai Lapangan Sidayu oleh Saka Indonesia Pangkah Limited (SIPL)

Saka Indonesia Pangkah Limited (SIPL) pada bulan Agustus ini juga menyelesaikan proyek pembangunan fasilitas produksi lepas pantai yang terdiri dari dua wellhead platform dan dua pipeline dasar laut untuk produksi dan penyalur gas dengan kapasitas produksi sebesar 6.793 barel per hari (bph) minyak dan 4,2 MMSCFD gas.

Investasi dari pembangunan fasilitas ini sekitar US$ 47,8 juta. Final uji coba (commissioning) diselesaikan dengan ditandai serah terima dari tim proyek kepada tim operasi. Sumur pertama Sidayu SID-4V telah secara penuh berproduksi dan terhubung ke existing fasilitas CPP/AUP Pangkah pada tanggal 24 Agustus 2021. Kegiatan pengeboran saat ini masih diteruskan untuk sumur-sumur berikutnya.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular