Hilirisasi Tambang dan Cita-Cita RI Jadi Raja Baterai

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
31 August 2021 16:05
Ilustrasi baterai pada mobil listrik yang dikemas dalam komponen yang aman. electrec.co
Foto: Ilustrasi baterai pada mobil listrik yang dikemas dalam komponen yang aman. electrec.co

Sumber daya nikel yang melimpah bahkan sampai miliaran ton, membuat Indonesia punya cita-cita menjadi raja baterai dunia. Indonesia akan terus mendorong pengembangan industri hilir mineral termasuk nikel.

Bila selama ini Indonesia hanya bertumpu pada penjualan bijih mentah, ke depannya Indonesia akan terus mengembangkan industri hilir mineral, termasuk nikel.

Menteri ESDM Arifin Tasrif bahkan optimistis jika RI bakal menjadi pemasok baterai untuk kendaraan listrik (Electric Vehicle/ EV) pada 2025 mendatang.

"Indonesia ditargetkan menjadi pemasok baterai EV pada tahun 2025," kata Arifin dalam webinar seputar teknologi mineral dan batu bara, Rabu (23/06/2021).

Melihat besarnya manfaat dari hilirisasi mineral, maka pemerintah akan terus mendorong proyek ini. Pemerintah juga membuat kebijakan-kebijakan untuk mendorong percepatan hilirisasi.

"Untuk mempercepat hilirisasi mineral, kami memberikan sejumlah fasilitas seperti perpajakan, fasilitas untuk tax allowance, tax holiday, OSS, dan royalti," jelasnya.

Demi mengejar cita-cita tersebut Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendirikan holding BUMN baterai bernama Indonesia Battery Corporation (IBC) atau PT Industri Baterai Indonesia. IBC ini ditargetkan membangun industri baterai terintegrasi dari hulu hingga hilir.

Senada dengan Menteri ESDM, Direktur Utama PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho juga menyampaikan hal senada dengan Menteri ESDM di mana RI akan menjadi pemain baterai kelas dunia di tahun 2025.

Dia mengatakan, ada dua alasan kenapa RI harus menjadi pemain baterai kelas dunia. Pertama, karena Indonesia dianugerahi cadangan nikel dan menjadi salah satu yang terbesar di dunia. Tak hanya nikel, Indonesia juga memiliki cadangan komoditas mineral lainnya yang bisa dijadikan bahan baku baterai hingga kendaraan listrik.

Alasan kedua adalah Indonesia memiliki pasar yang besar. Namun potensi pasar baterai tidak hanya di Indonesia, potensi pasar besar juga ada di Asia Tenggara.

"Kita harus jadi perusahaan baterai kendaraan listrik kelas dunia. Cadangan nikel yang besar dan menjadi salah satu yang terbesar di dunia. Pasar besar di Indonesia dan ASEAN region," jelasnya.

(wia)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular