
Ditembak di Kepala, Taliban Bunuh Penyanyi Folk Afghanistan

Jakarta, CNBC Indonesia - Taliban dilaporkan membunuh penyanyi folk Afghanistan Fawad Andarabi. Ia dilaporkan diseret dari rumahnya dan dihabisi di provinsi Baghlan Utara, Jumat pekan lalu.
Hal ini dilaporkan Associated Press (AP) mengutip putra Andarabi, Fawad. Ia disebut dibunuh dengan ditembak di kepala.
"Dia tidak bersalah. Penyanyi hanya menghibur orang," katanya dikutip CNN International, Selasa (31/8/2021).
Taliban sendiri belum mengomentari hal ini. Namun mantan Menteri Dalam Negeri Afghanistan Massaoud Andarabi, berasal dari distrik yang sama, berbicara ke publik soal kematian sang biduan.
"Kebrutalan Taliban berlanjut di Andarab. Hari ini mereka secara brutal membunuh penyanyi folk, Fawad Andarabi, yang hanya membawa kegembiraan bagi lembah ini dan orang-orangnya," katanya.
"Saat dia bernyanyi di sini, lembah kami yang indah ... tanah nenek moyang kami ... (kami) tidak akan menyerah terhadap kebrutalan Taliban."
Pembunuhan ini menimbulkan kekhawatiran baru soal aturan keras yang akan diterapkan Taliban nanti. Taliban saat berkuasa 1996 hingga 2001 melarang musik karena dianggap tidak Islami.
Mengutip New York Times (NYT), dalam sebuah wawancara dengan lembaga AS itu larangan mendengarkan musik juga disebut Juru Bicara Taliban, Zabiullah Mujahid. Ia mengatakan musik dilarang.
"Taliban berharap bisa membujuk orang untuk tidak melakukan hal seperti itu, bukan menekan mereka," kata Mujahid menegaskan aturan musik ke NYT.
Sementara itu, pelapor khusus PBB untuk Hak Budaya, Karima Bennoune dan Duta Besar UNESCO untuk Kebebasan Artistik Deeyah Khan mengatakan prihatin atas kejadian ini. Keduanya menuntut Taliban menghormati hak seniman.
"Sebagai Pelapor Khusus PBB untuk hak budaya, Duta Besar UNESCO untuk kebebasan artistik Deeyah Khan dan saya, mengungkapkan keprihatinan yang mendalam tentang laporan pembunuhan mengerikan penyanyi #FawadAndarabi. Kami menyerukan kepada pemerintah untuk menuntut Taliban menghormati #hak asasi manusia #seniman," kata Bennoune di Twitter.
Taliban menguasai Afghanistan lagi setelah merebut Kabul, 15 Agustus lalu. Presiden Afghanistan saat itu Ashraf Ghani dilaporkan pergi meninggalkan negeri itu dengan helikopter.
Amerika Serikat (AS) telah resmi meninggalkan Afghanistan kemarin. Ini lebih cepat dari sehari dari target sebelumnya 31 Agustus hari ini.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Taliban Wajibkan Perempuan Afghanistan Pakai Cadar
