
Dampak Badai Ida AS: Pipa Migas Setop Hingga Listrik Padam

Jakarta, CNBC Indonesia - Badai Ida yang menerjang Amerika Serikat (AS) berdampak pada berkurangnya pasokan energi. Jaringan pipa minyak dan gas bumi (migas) juga mengalami kerusakan.
Operator pipa migas, Enbridge, pada Senin kemarin telah memeriksa kerusakan yang ditimbulkan. Enbridge menyampaikan tengah memobilisasi krunya untuk memonitor fasilitas. Untuk sementara, beberapa kontrak penyaluran migas dinyatakan force majeure pada dua jaringan pipa lepas pantai.
Mengutip dari Reuters, Selasa (31/08/2021), seorang juru bicara mengatakan pipa tidak beroperasi karena produksi migas di platform lepas pantai berhenti.
"Produksi tetap berhenti untuk fasilitas lepas pantai kami, aset darat kami beroperasi," ujar juru bicara.
Penangguhan kontrak force majeure berlaku untuk Pipa Nautilus dan Pipa Gas Mississippi Canyon. Saat ini Enbridge tengah dalam proses peninjauan status karyawan di daerah yang terkena dampak badai.
Dampak dari badai produksi minyak tertekan sampai 95% dan gas 94% di Teluk Meksiko AS. Regulator Lepas Pantai, Biro Keselamatan dan Penegakan Lingkungan, mengatakan kilang-kilang di sepanjang pantai juga berhenti beroperasi.
Selain produksi migas yang terhenti akibat badai, pemadaman listrik juga semakin meluas. Pejabat utilitas bahkan menyebut jika pemadaman bisa saja berlangsung hingga tiga minggu.
Kondisi ini bakal menjadi kendala untuk melakukan perbaikan dan memulai kembali fasilitas energi, yang juga memakan waktu setidaknya dua minggu untuk melanjutkan operasi sepenuhnya.
Berdasarkan pengalaman yang sudah pernah terjadi, pemadaman listrik akibat badai tahun lalu membuat pabrik pengolahan minyak di Danau Charles, Louisiana tidak operasi hingga lima minggu. Kerugian mencapai jutaan dolar.
"Anda tidak bisa begitu saja membalik saklar" dan melanjutkan produksi kilang, kata Robert Yawger, Direktur Energi Berjangka di Mizuho Securities.
Dia menggambarkan jika restart adalah sesuatu yang rumit dan berbahaya.
"Pengamatan saya dua sampai empat minggu sebelum bisa selesai," paparnya.
Entergy Corp, utilitas listrik terbesar di Louisiana, memperingatkan ada kerusakan pada saluran transmisi. Satu menara yang menyediakan listrik runtuh pada puncak badai dan kabel listriknya jatuh ke Sungai Mississippi.
Pemadaman ini bisa mendorong naiknya harga bensin eceran hingga US$ 5-15 sen per galon dengan dihentikannya pemrosesan, sebut perusahaan pelacakan GasBuddy.
Tingkat kenaikan harga ini akan tergantung pada seberapa cepat listrik dan pipa bisa kembali operasi, sebut analis perminyakan Patrick De Haan.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS Diterjang Badai Ida, 620 Ribu Orang "Putus" Listrik
