
Jokowi Longgarkan PPKM! Happy Tapi Tetap Hati-hati...

Mobilitas masyarakat yang mulai semarak membawa harapan bahwa 'roda' ekonomi bergerak. Jika bisa dipertahankan, apalagi ditingkatkan, maka ada asa pertumbuhan ekonomi akan lebih baik dari perkiraan.
Kementerian Keuangan punya proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021 di kisaran 4-5,4%. Pada kuartal selanjutnya, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia diperkirakan tumbuh 4,6-5,9%.
Namun di balik pelonggaran PPKM dan peningkatan aktivitas masyarakat, ada risiko yang tidak boleh dianggap enteng. Seiring peningkatan interaksi dan kontak antar-manusia, risiko penyebaran virus corona juga ikut meningkat.
Apalagi rasio temuan kasus positif terhadap jumlah tes (positivity rate) di Indonesia masih tinggi. Per 26 Agustus 2021, positivity rate ada di 14,4%, terendah sejak 15 Juni 2021.
Namun perlu dicatat bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan batas positivity rate 5% untuk pandemi bisa disebut terkendali. Jadi walau positivity rate Indonesia terus turun, tetapi masih jauh dari terkendali.
![]() |
Oleh karena itu, pelonggaran PPKM harus disikapi dengan hati-hati. Jangan sampai euforia kebebasan dirayakan tanpa tanggung jawab.
Meski sudah ada pelonggaran PPKM, disiplin protokol kesehatan tidak boleh dilupakan. Memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas adalah jalan terbaik untuk menekan risiko penyebaran virus corona.
Plus, segera divaksin anti-virus corona. Tidak perlu pilih-pilih karena vaksin yang ada saat ini sudah melewati serangkaian uji medis yang mumpuni sehingga diharapkan efektif membangun kekebalan tubuh untuk melawan virus corona.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)