Jakarta, CNBC Indonesia - Kemarin, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Aktivitas Masyarakat (PPKM) masih berlanjut. Namun Kepala Negara mengungkapkan ada pelonggaran karena situasi pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di Indonesia yang terus membaik.
"Tingkat positivity rate terus menurun dalam tujuh hari terakhir. Tingkat keterisian rumah sakit untuk kasus Covid semakin membaik. Rata-rata BOR (Bed Occupancy Rate, tingkat keterisian ranjang rumah sakit) nasional sudah berada di sekitar 27%.
"Untuk wilayah Jawa Bali terdapat penambahan wilayah aglomerasi yang masuk ke Level 3 yakni Malang Raya dan Solo Raya. Sehingga wilayah yang masuk ke dalam Level 3 pada penerapan minggu ini adalah aglomerasi Jabodetabek, Bandung Raya dan Surabaya Raya, Malang Raya dan Solo Raya. Untuk Semarang Raya berhasil turun ke Level 2," papar Jokowi.
Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Kemaritiman dan Investasi, menambahkan ada sejumlah pelonggaran bagi wilayah yang masuk zona PPKM Level 3. Restoran dan warung makan kini diperbolehkan melayani pelanggan yang makan-minum di tempat dengan kapasitas 50%. Naik dari sebelumnya yaitu 25%.
Kemudian pusat perbelanjaan atau mal bisa beroperasi hingga pukul 21:00 dari sebelumnya hanya boleh sampai pukul 20:00. Namun kapasitas pengunjung masih dibatasi 25%.
"Covid makin baik dan protokol kesehatan terus dijalankan. Ada penyesuaian aktivitas kapasitas dine-in jadi 50% dan jam operasional mal diperpanjang jadi 21:00. Uji coba dilakukan di 1.000 outlet di luar mal dan ruang tertutup dengan kapasitas 25% di Surabaya, Jakarta, Bandung, dan Semarang," papar Luhut, yang juga Koordinator PPKM Jawa-Bali.
Halaman Selanjutnya --> PPKM Longgar, Warga Tak Lagi #dirumahaja
Pelonggaran ini diberikan setelah sejumlah data menunjukkan pandemi virus corona di Tanah Air sudah lebih terkendali. Kementerian Kesehatan melaporkan jumlah pasien positif corona bertambah 5.436 orang pada 30 Agustus 2021. Ini adalah tambahan kasus harian terendah sejak 3 Juni 2021.
Dalam sepekan terakhir, rata-rata pasien positif bertambah 12.887 orang per hari. Turun dibandingkan rerata tujuh hari sebelumnya yaitu 16.760 orang setiap harinya.
Jumlah pasien yang meninggal juga berkurang. Dalam seminggu terakhir, rata-rata pasien yang tutup usia akibat serangan virus yang awalnya mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut adalah 754 orang saban harinya. Lebih sedikit ketimbang rerata tujuh hari sebelumnya yakni 11.97 orang per hari.
Namun di sini kita bicara nyawa. Satu saja yang hilang sudah terlalu banyak. Nyawa bukan hanya deretan angka, karena di baliknya ada duka dari jutaan orang yang ditinggalkan.
Perbaikan di aspek kesehatan membuat jalan untuk memulihkan aspek sosial-ekonomi menjadi terbuka. Perlahan, 'keran' aktivitas dan mobilitas mulai dipulihkan.
Dulu, saat pembelakuan PPKM Darurat dan awal-awal Level 4, masyarakat betul-betul sulit bergerak. Aparat keamanan melakukan penyekatan di berbagai titik, warga yang tidak memiliki kepentingan genting bin mendesak terpaksa balik kanan.
Kini penyekatan sudah tiada. Warga sudah lebih bebas beraktivitas di luar rumah, dan ini sepertinya dimanfaatkan betul oleh masyarakat.
Mengutip data Apple Mobility Index, rata-rata indeks mobilitas masyarakat Indonesia dengan mengemudi dalam sepekan terakhir adalah 103,38. Indeks di atas 100 menunjukkan kondisi yang lebih tinggi dari sebelum pandemi. Lumayan jauh lebih tinggi ketimbang rerata tujuh hari sebelumnya yaitu 98,96.
Berdasarkan laporan Covid-19 Community Mobility Report keluaran Google, tingkat kunjungan masyarakat ke lokasi perbelanjaan ritel dan pariwisata pada 25 Agustus 2021 adalah 8% di bawah normal. Ini adalah yang tertinggi sejak 16 Agustus 2021.
Sementara kunjungan ke tempat belanja kebutuhan sehari-hari (groceries) dan rumah obat pada 25 Agustus 2021 sudah 18% di atas hari-hari biasa sebelum pandemi. Lag-lagi menjadi yang tertinggi sejak 16 Agustus 2021.
Pelonggaran yang membuat mobilitas meningkat juga tercermin di tingkat kunjungan lokasi transit (terminal, halte, stasiun, dan sebagainya). Per 25 Agustus 2012, tingkat kunjungan ke lokasi transit memang masih rendah, yaitu 34% d bawah normal. Namun ini adalah yang tertinggi sejak 2 Juli 2021, sehari sebelum PPKM Darurat berlaku.
Halaman Selanjutnya --> Hati-hati, Pandemi Belum Selesai
Mobilitas masyarakat yang mulai semarak membawa harapan bahwa 'roda' ekonomi bergerak. Jika bisa dipertahankan, apalagi ditingkatkan, maka ada asa pertumbuhan ekonomi akan lebih baik dari perkiraan.
Kementerian Keuangan punya proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021 di kisaran 4-5,4%. Pada kuartal selanjutnya, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia diperkirakan tumbuh 4,6-5,9%.
Namun di balik pelonggaran PPKM dan peningkatan aktivitas masyarakat, ada risiko yang tidak boleh dianggap enteng. Seiring peningkatan interaksi dan kontak antar-manusia, risiko penyebaran virus corona juga ikut meningkat.
Apalagi rasio temuan kasus positif terhadap jumlah tes (positivity rate) di Indonesia masih tinggi. Per 26 Agustus 2021, positivity rate ada di 14,4%, terendah sejak 15 Juni 2021.
Namun perlu dicatat bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan batas positivity rate 5% untuk pandemi bisa disebut terkendali. Jadi walau positivity rate Indonesia terus turun, tetapi masih jauh dari terkendali.
Oleh karena itu, pelonggaran PPKM harus disikapi dengan hati-hati. Jangan sampai euforia kebebasan dirayakan tanpa tanggung jawab.
Meski sudah ada pelonggaran PPKM, disiplin protokol kesehatan tidak boleh dilupakan. Memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas adalah jalan terbaik untuk menekan risiko penyebaran virus corona.
Plus, segera divaksin anti-virus corona. Tidak perlu pilih-pilih karena vaksin yang ada saat ini sudah melewati serangkaian uji medis yang mumpuni sehingga diharapkan efektif membangun kekebalan tubuh untuk melawan virus corona.
TIM RISET CNBC INDONESIA