
Kejar 1 Juta Barel Minyak, Peran Bank Nasional Dinanti

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah punya target produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari (bph) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada 2030 mendatang.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebut target ini akan diikuti dengan kegiatan investasi yang masif. Tak tanggung-tanggung, berdasarkan data SKKÂ Migas, investasi yang dibutuhkan untuk mewujudkan target produksi migas tersebut, terhitung sejak 2021 hingga 2030 diperkirakan mencapai US$ 187 miliar atau sekitar Rp 2.711 triliun (asumsi kurs Rp 14.500 per US$).
Oleh karena itu, peran perbankan nasional dinanti untuk pendanaan investasi hulu migas ini.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Divisi Strategi Bisnis, Manajemen Risiko & Perpajakan SKK Migas Eka Bhayu Setta.
"Kami yakin bahwa sampai 2030 untuk mencapai minyak 1 juta barel per hari tentunya ini akan diikuti dengan kegiatan investasi," papar Eka dalam program Energy Corner Squawk Box CNBC Indonesia, Senin (30/08/2021).
Investasi yang besar ini menurutnya menjadi kesempatan bagi perbankan nasional, baik Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dan lainnya untuk bisa membantu pendanaan proyek hulu migas ke depannya.
"Ini akan berikan kesempatan pada kegiatan perbankan dan industri perbankan nasional Himbara atau bank nasional lain bantu kami di kegiatan hulu migas," harapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, dengan harga minyak yang baik, maka ini akan mendorong investasi. Ujungnya, sektor hulu migas juga akan membutuhkan dukungan dari perbankan nasional.
"Kami yakin dengan harga minyak yang semakin menarik dan semakin tinggi akan memberikan semangat investasi," imbuhnya.
Investasi di sektor hulu migas RI pada 2021 ini ditargetkan mencapai US$ 12,3 miliar atau sekitar Rp 177 triliun (asumsi kurs Rp 14.400 per US$).
Jumlah itu bahkan jauh lebih kecil dibandingkan kemampuan pembiayaan dari perbankan nasional. Penyaluran kredit perbankan nasional pada 2020 mencapai Rp 5.482 triliun. Artinya, investasi migas RI hanya 3% dari kemampuan pembiayaan nasional.
Hal tersebut disampaikan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto.
Dia mengatakan, sesungguhnya potensi perbankan nasional untuk dapat membiayai investasi hulu migas ini sangat besar.
"Kebutuhan investasi hulu migas dengan kisaran US$ 12 miliar atau sekitar 3% dari kemampuan pembiayaan perbankan nasional tersebut, investasi ini lebih kecil dibandingkan kemampuan perbankan nasional," paparnya dalam webinar, Kamis(19/08/2021).
Dwi menjelaskan investasi hulu migas memiliki jangka waktu proyek yang lama. Oleh karena itu, diharapkan ini bisa disikapi sektor perbankan nasional dengan menawarkan tingkat suku bunga yang lebih kompetitif.
"Sehingga bank nasional dapat bersaing dengan bank asing dalam pembiayaan proyek migas," ujarnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ratusan Triliun Investasi Migas Nunggu Pinjaman Bank Nasional
