Perbankan Nasional Danai Proyek Migas, Ini Benefitnya

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
30 August 2021 15:25
Oil pump silhouette at night. Foto: kotkoa / Freepik
Foto: kotkoa / Freepik

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berupaya meyakinkan perbankan nasional untuk memberikan pendanaan di sektor hulu migas, karena ada beberapa hal di sektor hulu migas yang bisa menjadi daya tarik bagi perbankan nasional.

Kepala Divisi Strategi Bisnis, Manajemen Risiko & Perpajakan SKK Migas Eka Bhayu Setta mengatakan, industri hulu migas menjadi salah satu tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu, industri ini juga memberikan efek berganda terhadap kegiatan ekonomi di daerah.

"Di level nasional diketahui bahwa setiap US$ 1 juta investasi migas dapat berikan nilai tambah US$ 1,6 juta. Menambah produk domestik bruto US$ 0,7 juta dan buka lapangan kerja lebih dari 100 orang," paparnya dalam wawancara CNBC Indonesia, Senin (30/08/2021).

Meski saat ini pemerintah terus mendorong bauran energi baru terbarukan (EBT) hingga 23% pada 2025, namun diperkirakan industri hulu migas belum akan tenggelam, bahkan konsumsi migas nasional diperkirakan masih akan terus naik pada beberapa tahun ke depan.

Berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), konsumsi minyak nasional akan terus mengalami peningkatan hingga 139% dari saat ini sekitar 1,66 juta barel per hari (bph) menjadi 3,97 bph pada 2050. Perkiraan konsumsi minyak nasional ini menurutnya akan menjadi daya tarik bagi industri perbankan.

"Karena dari tahun ke tahun kegiatan hulu migas masih memberikan kesan yang positif dan tentunya sangat butuhkan bantuan dari teman-teman perbankan," ujarnya.

Dia menjelaskan, dari setiap kegiatan hulu migas akan berdampak pada industri lainnya karena melibatkan kegiatan mitra pendukungnya, baik dari penyediaan barang-barang dan jasa, dan lainnya.

"Seperti harapan daripada Kepala SKK Migas, semakin kita mencapai peningkatan produksi, tentunya akan melibatkan dan punya efek yang multiple bagi industri pendukung hulu migas," tuturnya.

Eka menyebut, sektor hulu migas sangat berpotensi mendapatkan pembiayaan perbankan nasional. Pembiayaan ini bisa digunakan untuk kegiatan ekspansi hulu migas. Berdasarkan catatan SKK Migas, pada 2014 perbankan nasional pernah menyalurkan kredit sektor hulu migas di atas Rp 50 triliun.

Dia menyebut, ke depan diproyeksikan pembiayaan dari perbankan akan meningkat dengan menambah eksplorasi dan eksploitasi di sektor hulu migas. Target dari kegiatan hulu migas, imbuhnya, terus meningkat dari tahun ke tahun.

"Dan seperti kita tahu juga saat ini perkembangan harga minyak mulai membaik sampai dengan US$ 70 per barel. Harapannya dengan pemulihan kondisi minyak global akan juga meningkatkan investasi kegiatan hulu migas. Ujungnya, akan berikan kesempatan pada kegiatan perbankan untuk membantu," ungkapnya.

Seperti diketahui, tahun ini investasi hulu migas ditargetkan mencapai US$ 12,3 miliar atau sekitar Rp 177 triliun (asumsi kurs Rp 14.400 per US$). Adapun investasi hingga 2030 guna mengejar target produksi minyak 1 juta barel per hari (bph) dan gas 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD), investasi yang dibutuhkan bahkan diperkirakan mencapai US$ 187 miliar atau sekitar Rp 2.711 triliun (asumsi kurs Rp 14.500 per US$).


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sederet Tantangan Industri Migas Gaet Perbankan Nasional

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular