
Sederet Tantangan Industri Migas Gaet Perbankan Nasional

Jakarta, CNBC Indonesia - Pekerjaan rumah sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) saat ini salah satunya adalah meyakinkan perbankan nasional untuk memberikan pembiayaan.
Hal ini memang bukan lah hal mudah karena ada beberapa tantangan industri hulu migas yang menjadi faktor pertimbangan perbankan nasional untuk bersedia mendanai proyek padat modal ini.
Kepala Divisi Strategi Bisnis, Manajemen Risiko & Perpajakan SKK Migas Eka Bhayu Setta mengatakan, tantangan pertama adalah pembiayaan di sektor hulu migas sangat besar, sehingga risiko di sektor ini pun juga tinggi.
"Pembiayaan di sektor hulu migas selalu berkaitan dengan kapital yang tinggi, jadi modal yang diperlukan untuk melakukan kegiatan cukup besar, risiko cukup besar," paparnya dalam wawancara CNBC Indonesia, Senin (30/08/2021).
Kemudian, perbedaan yang paling mencolok terkait pembiayaan di sektor hulu migas adalah belum semua perbankan memiliki penilaian atau assessment pada risiko-risiko yang ada di hulu migas.
Oleh karena itu, menurutnya ke depan SKK Migas bersama dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) sangat terbuka jika diperlukan dialog dan pendalaman bersama pihak perbankan nasional terkait dengan risiko-risiko hulu migas.
Diharapkan, dengan dipahaminya keunikan dari kegiatan hulu migas ini, maka akan semakin banyak perbankan yang mau membantu mendanai investasi hulu migas RI.
"Yang kami mengerti memang ada sedikit perbedaan ya terhadap risiko yang ada di wilayah hulu migas. Pembiayaan berbasis reserves harus diperhitungkan dengan baik terkait maksimal debt size yang bisa ditanggung oleh company, dalam hal ini oleh perbankan," tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, harus ada skenario stress test terkait dengan harga minyak dan gas karena umur projek akan tergantung dari jumlah cadangan. Ahli di perbankan seperti Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dan bank nasional lainnya menurutnya masih butuh waktu mengejar hal ini.
"Nah ini yang bedakan bahwa expertise daripada teman-teman di perbankan nasional maupun di perbankan Himbara mungkin masih butuh waktu yang panjang atau butuh waktu lagi untuk catch up," lanjutnya.
Oleh karena itu, menurutnya pembiayaan dari perbankan nasional lebih banyak ditujukan pada kegiatan eksploitasi daripada eksplorasi karena eksploitasi sudah pasti cadangannya bisa diproduksi dan diperkirakan tingkat pengembalian modalnya.
"Tapi ke depannya saya yakin akan banyak kesempatan bagi kami di kegiatan hulu migas dengan teman perbankan untuk bisa lebih intens melakukan kontribusi mutual satu sama lain," imbuhnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perbankan Nasional Danai Proyek Migas, Ini Benefitnya