
Fakta 'Harta Karun' Super Langka RI, BUMN Ini Siap Garap

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor pertambangan RI yakni PT Timah Tbk (TINS) saat ini tengah melakukan penjajakan dengan salah satu perusahaan Eropa untuk menggarap LTJ. Hal tersebut disampaikan Sekretaris Perusahaan PT Timah Abdullah Umar Baswedan.
"Eropa," ucapnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (26/08/2021), saat ditanya dari mana calon mitra PT Timah Tbk untuk menggarap logam tanah jarang.
Akan tetapi, pihaknya belum bersedia menyampaikan nama perusahaan asal Eropa yang berpotensi menjadi mitra PT Timah untuk menggarap "harta karun" super langka ini.
"Maaf saya belum bisa share (nama perusahaannya)," lanjutnya.
Adapun kriteria calon mitra yang dicari adalah perusahaan yang memiliki teknologi yang terbukti bisa mengolah bijih LTJ menjadi logam.
"Kita saat ini sedang mencari partner dan menjajaki beberapa perusahaan yang memiliki teknologi proven untuk pengolahannya menjadi logam," ungkapnya.
Dia mengatakan, sebagai produsen timah, pihaknya tertarik untuk mengembangkan logam tanah jarang ini karena ini merupakan mineral ikutan dari mineral timah.
"Mineral tanah jarang adalah mineral ikutan timah," tuturnya.
Sampai saat ini Indonesia belum memiliki data yang utuh mengenai total sumber daya logam tanah jarang ini karena masih minimnya penelitian dan survei geologi terkait LTJ di Tanah Air.
Akan tetapi berdasarkan buku "Potensi Logam Tanah Jarang di Indonesia" oleh Pusat Sumber Daya Mineral, Batu Bara dan Panas Bumi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 2019, sumber daya logam tanah jarang yang berhasil diteliti di beberapa wilayah tercatat mencapai 72.579 ton, berasal dari endapan plaser dan endapan lateritik.
Endapanplaser ini banyak dijumpai pada lokasi kaya sumber daya timah seperti di Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, dan selatanKalimantan Barat.
[Gambas:Video CNBC]