
Awas RI Disalip, 'Harta Karun Super Langka' Digarap Vietnam

Jakarta, CNBC Indonesia - Vietnam berencana memulai kembali operasi tambang "harta karun super langka", logam tanah jarang, tahun depan. Tender sedang dilakukan pemerintah, mengutip laporan Reuters, Senin (25/9/2023).
"Sebagai langkah awal, pemerintah Vietnam bermaksud untuk meluncurkan tender untuk beberapa blok tambang Dong Pao sebelum akhir tahun ini," kata Tessa Kutscher, seorang eksekutif di Blackstone Minerals Ltd Australia, yang tertarik mengajukan penawaran untuk setidaknya satu konsesi.
"Informasi yang tidak dipublikasikan dari Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vietnam," ujarnya lagi.
Hal sama juga dikatakan Ketua Logam Tanah Jarang Vietnam (VTRE), Luu Anh. Menurutnya waktu lelang dapat berubah namun pemerintah memang berencana untuk memulai kembali penambangan tahun depan.
Logam tanah jarang sendiri memiliki 17 unsur. Yaitu lanthanum (La), cerium (Ce), praseodymium (Pr), neodymium (Nd), promethium (Pm), samarium (Sm), europium (Eu), gadolinium (Gd), terbium (Tb), dysprosium (Dy), holmium (Ho), erbium (Er), thulium (Tm), ytterbium (Yb), and lutetium (Lu) termasuk Scandium (Sc) dan Y (Yttrium).
Logam ini merupakan mineral bersifat magnetisk dan konduktif. Banyak digunakan di perangkat eletronik seperti ponsel, tablet, speaker dan lain-lain.
China kini masih memonopoli pasar global. Namun sejumlah negara khawatir bahkan akan menjadi langka sering perselisihan China dengan sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat (AS).
Beijing tahun ini memberlakukan pembatasan ekspor pada logam-logam kecil yang digunakan dalam semikonduktor. Kekhawatiran makin tinggi saat pejabat setempat mengatakan larangan baru "permulaan".
Menurut Survei Geologi AS, Vietnam memiliki cadangan tanah jarang terbesar kedua dunia. Namun sebagian besar sektor tersebut masih belum dimanfaatkan, karena investasi terhambat oleh rendahnya harga yang ditetapkan oleh China.
Kandungan Dong Pao sendiri belum pernah dilaporkan sebelumnya. Namun diyakini bisa menyaingi tambang terbesar di dunia.
Mengutip laman yang sama, Vietnam pun mengatakan akan mengembangkan kapasitasnya untuk memurnikan bijih menjadi logam. Ini akan digunakan dalam magnet untuk kendaraan listrik, telepon pintar, dan turbin angin.
Sementara RI sendiri juga berencana mengembangkan potensi mineral ini. Kajian tahap awal atas keterdapatan sudah dilakukan PT Timah Tbk.
Dalam catatan Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Ditjen Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), logam tanah jarang tersebar di beberapa daerah RI. Di antaranya Sumatera Utara (Sumut), Bangka Belitung (Babel), Kalimantan Barat (Kalbar) dan Sulawesi Tengah (Sulteng).
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Diam-diam China Incar 'Harta Karun' Super Langka RI
