RI Punya 'Harta Karun' Super Langka, Awas Diperebutkan Asing

Monica Wareza, CNBC Indonesia
28 August 2021 12:05
Logam Tanah Jarang
Foto: Logam Tanah Jarang

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia diberkahi dengan berlimpahnya sumber daya alam yang tak ada habisnya. Bahkan, di tanah Indonesia terdapat 'harta karun' berupa komoditas yang sampai saat ini masih belum dimanfaatkan keberadaannya.

Harta karun yang dimaksud berupa logam tanah jarang (LTJ) atau Rare Earth Element. Sesuai dengan namanya, logam ini diasumsikan keberadaannya tidak banyak dijumpai.

Mengutip buku "Potensi Logam Tanah Jarang di Indonesia" yang diterbitkan Badan Geologi Kementerian ESDM 2019, LTJ merupakan salah satu dari mineral strategis. Ia termasuk "critical mineral" berada di kerak bumi.

Ini terdiri dari kumpulan dari unsur-unsur scandium (Sc), lanthanum (La), cerium (Ce), praseodymium (Pr), neodymium (Nd), promethium (Pm), samarium (Sm), europium (Eu), gadolinium (Gd). Ada pula terbium (Tb), dysprosium (Dy), holmium (Ho), erbium (Er), thulium (Tm), ytterbium (Yb), lutetium (Lu) dan yttrium (Y).

Mineral yang mengandung LTJ utama adalah bastnaesit, monasit, xenotim, zirkon, dan apatit. Bahkan tak jarang logam tanah jarang juga berpotensi terdapat pada batu bara

Sejumlah mineral ini diburu oleh banyak pihak. Sebab memiliki banyak manfaat dan bisa digunakan sebagai bahan baku dari berbagai peralatan yang membutuhkan teknologi modern.

Ini terjadi mengingat pemanfaatannya yang beragam. Mulai dari bahan baku untuk baterai, telepon seluler, komputer, industri elektronika hingga pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/ Angin (PLTB), termasuk pertahanan dan kendaraan.

Halaman 2>>

Indonesia saat ini masih belum memiliki data utuh terkait total sumber daya logam tanah jarang ini karena masih minimnya penelitian terkait LTJ di Tanah Air. Namun berdasarkan buku yang disebutkan sebelumnya, sumber daya logam tanah jarang yang berhasil diteliti di beberapa wilayah tercatat mencapai 72.579 ton, berasal dari endapan plaser dan endapan lateritik.

Endapan plaser ini banyak dijumpai pada lokasi kaya sumber daya timah. Seperti di Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, dan selatan Kalimantan Barat.

Pada 2014 lalu, Pusat Sumber Daya Geologi-Badan Geologi telah melakukan kajian untuk mengetahui potensi sumber daya LTJ dalam endapan tailing di wilayah Pulau Bangka dengan menggunakan metoda interpretasi remote sensing.

Hasilnya, tebal endapan tailing 4 m s.d. 6 m, luas total endapan tailing 500.000 ha, sehingga diperoleh volume 5.500.000.000 m3. Dengan kadar total LTJ 9,5 gr/m3, maka tonase LTJ mencapai 52.387.500.000 gr atau 52.000 ton.

Sementara untuk endapan lateritik terdapat di beberapa wilayah. Seperti Parmonangan, Tapanuli, Sumatera Utara, Ketapang, Kalimantan Barat, Taan, Sulawesi Barat, dan Banggai, Sulawesi Tengah.

Adapun sumber daya LTJ dari endapan lateritik yang diteliti dari beberapa wilayah tersebut mengandung 20.579 ton. Logam tanah jarang juga berpotensi terdapat pada batu bara. Tapi sayangnya, LTJ pada batu bara Indonesia masih sangat terbatas.

Namun, berdasarkan kondisi geologi dan besarnya potensi batu bara Indonesia, diperkirakan potensi LTJ pada batu bara Indonesia cukup signifikan. Penelitian terbaru dari Anggara dkk. (2018) dilakukan pada batu bara Bangko Sumatera Selatan dan menunjukkan bahwa batu bara tersebut memiliki kandungan LTJ hingga mencapai 118,4 ppm.

Halaman 3>>>

Mineral ini bisanya terdapat dalam sebaran dengan jumlah yang tidak besar dan menyebar secara terbatas. Misalnya, thulium (Tm) dan lutetium (Lu), kedua unsur ini merupakan dua unsur yang terkecil kelimpahannya di dalam kerak bumi, tetapi 200 kali lebih banyak dibandingkan kelimpahan emas (Au).

Namun demikian, karena konsentrasinya yang tidak cukup tinggi dan sukar ditambang, mineral-mineral ini dinilai kurang ekonomis.

Saat ini, China merupakan penghasil LTJ terbesar di dunia. Pasalnya, China memiliki endapan LTJ dalam bentuk primer berupa produk sampingan dari tambang bijih besi, dan sekunder berupa endapan aluvial dan endapan lateritik.

Berdasarkan endapan yang terdapat di Bayan Obo, Tiongkok, LTJ dapat terbentuk sebagai proses pergantian batuan karbonat asal sedimenter, namun larutan hidrotermal bisa berasal dari seri batuan intrusi karbonat alkalin, seperti dikutip dari buku karya Drew (1991) dalam "Potensi Logam Tanah Jarang di Indonesia 2019".

Amerika juga memiliki LTJ, tepatnya Mountain Pass AS. Lalu di Olympic Dam di Australia Selatan di mana 1980-an ditemukan cebakan raksasa yang mengandung sejumlah besar unsur-unsur tanah jarang dan uranium. Selain itu, tersebar juga di Rusia, Asia Selatan, Afrika bagian selatan dan Amerika Latin.




(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Fakta 'Harta Karun' Super Langka RI, BUMN Ini Siap Garap

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular