
Pak Luhut & Prabowo, Harta Karun RI Jadi Konflik AS-China

Jakarta, CNBC Indonesia - China menjatuhkan sanksi ke perusahaan asal Amerika Serikat (AS). Perusahaan itu bernama Lockheed Martin.
Perusahaan ini adalah kontraktor militer asal AS. Sanksi diberikan setelah perusahaan ini menerima kontrak penyediaan rudal Patriot AS ke Taiwan.
Serangan China ke Lockheed diperkirakan akan mengancam industri srategis senjata AS, terutama pasokan logam tanah jarang (rare earth element/RRE). Sebagaimana diketahui China kaya akan bahan ini.
Antara tahun 2004 sampai 2017, China mengekspor sekitar 80% tanah jarang ke AS. Hanya ada sedikit alternatif karena China memiliki 37% persediaan tanah jarang global dan punya fasilitas produksi memadai.
Perusahaan seperti Lockheed membuat rudal canggih yang menggunakan logam tanah jarang dalam sistem panduan mereka dan sensor. LTJ penting dalam berbagai kegunaan baik sipil maupun militer terutama membuat chip dan senjata.
Blacklist China ke Lockheed akan memutus pasokan elemen terutama dua LTJ, yakni neodymium dan praseodymium. Ini menyebabkan gangguan di pasar.
Membawa Berkah
Sebenarnya hal sama juga terjadi dengan Jepang. Dulunya China melakukan hal serupa, memblokir Negeri Sakura ke tambang tanah jarang miliknya.
Namun, kejadian satu dekade itu membuat Jepang mengalihkan tambang ke Australia. Bahkan membuat fasilitas di Malaysia.
Hal serupa juga diyakini akan terjadi ke AS. Ditulis Forbes, hukuman ke Lockheed bisa mendorong pengembangan pasokan LTJ di luar China.
Diblokirnya industri LTJ China memberi berkah bagi industri LTJ di luar China. Malaysia misalnya menjadi penampung hasil tambang LTJ Australia, Lynas Corporation.
Bahkan, operasi jangka panjang sudah diteken. Setelah China menarget Lockheed Martin, Malaysia-Australia mempercepat pengembangan pasokan non China.
LTJ Australia berasal dari kawasan pengunungan Weld di Australa Barat. Bukan cuma Malaysia, Lynas juga bekerja sama dengan mitra asal AS, Blue Line Corporation.
Rare Earth RI
LTJ ini juga banyak ditemukan di RI. Ini jadi harta karun di daerah penghasil timah, seperti Bangka Belitung.
Usulan penggunaan LTJ juga sudah dibicarakan dua menteri Jokowi, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Beberapa negara disebut siap jadi investor, termasuk AS dan China.
Dari semua investor, diakui Luhut misalnya, China adalah yang paling siap. Namun kenyataan China memproduksi LTJ membuat Luhut enggan menyerahkan ini ke China.
"Nah kalau kita semua kasih China nanti semua mental," katanya beberapa waktu lalu.
Di Indonesia ada tiga LTJ yang sudah diidentifikasi. Di antaranya monasit dari PT Timah Tbk, yang merupakan produk sampingnya. Kedua, LTJ yang ada di bauksit bernama skandium. Ketiga, pada nikel yang sudah mulai dilakukan kajian.
Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosma Djohan, mengaku sudah bertemu dengan Prabowo perihal potensi besar tanah jarang ini. Menurut dia, Prabowo sudah mendiskusikan potensi besar LTJ dengan Presiden Joko Widodo.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Kuasai Rare Earth, RI Punya Bargaining Power di Dunia'
