Ongkos Mahal, PLTS Atap Cuma buat Orang Kaya?

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
27 August 2021 17:45
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). (CNBC Indonesia/ Andrean Krtistianto)
Foto: Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). (CNBC Indonesia/ Andrean Krtistianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah terus mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan, salah satu caranya yaitu melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap.

Kini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bahkan tengah merevisi Peraturan Menteri ESDM No. Tahun 2018 jo No. 13/2019 jo No.16/2019 tentang Penggunaan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap oleh Konsumen PT PLN (Persero).

Salah satu poin yang diubah yaitu mengenai ketentuan ekspor listrik ke PT PLN (Persero), yang mulanya dibatasi 65%, direvisi menjadi 100%.

Dengan direvisinya Permen ESDM tentang PLTS Atap ini, pemerintah menargetkan kapasitas PLTS Atap bisa mencapai 3,6 Giga Watt (GW) pada 2024 atau 2025 mendatang.

Namun di sisi lain, pemasangan PLTS Atap ini tentunya membutuhkan biaya lebih bagi konsumen, bahkan hingga belasan juta rupiah dan saat ini konsumennya pun masih terbatas.

Lantas, apakah benar PLTS Atap hanya diperuntukkan bagi orang-orang kaya?

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, pemasangan PLTS Atap ini bisa dipasang oleh pelanggan golongan apapun, termasuk pelanggan berdaya 900 Volt Ampere (VA) atau bahkan pelanggan 450 VA sekalipun.

"Untuk 450 VA semakin kecil dipasang secara total biaya semakin murah, gak ada batasan hanya dikembangkan orang kaya," paparnya dalam konferensi pers, Jumat (27/08/2021).

Dadan pun menggambarkan biaya pemasangan PLTS. Untuk pemasangan PLTS Atap berkapasitas 1.300 VA, pendanaan dibutuhkan sekitar Rp 19-20 juta. Pihaknya saat ini tengah berdiskusi dengan perbankan terkait penyediaan pendanaan.

"Dari sisi pendanaan, ini kami sekarang sedang berkomunikasi, koordinasi buka potensi dari sisi pendanaan dengan perbankan, dimungkinkan ada kredit diperuntukan untuk hal tersebut," ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, dari sisi pendanaan, pihaknya akan mendorong supaya semua bisa mendapatkan akses pendanaan.

"Dari sisi pendanaan, kita dorong semua bisa berkontribusi," lanjutnya.

Mengenai kesiapan industri, dia menyebut saat ini sudah melakukan komunikasi dengan Kementerian Perindustrian dan juga dengan asosiasi. Data terakhir, menurutnya saat ini ada 22-26 pabrikan yang siap, dengan kapasitas 500 MW.

"Bagaimana kalau 1.000 MW? Ya kita gak bisa 1.000 MW, bisanya 500 MW, kalau mau 1.000 MW buka, mana dari dalam negeri dan impor," ujarnya.

Dia menegaskan, tujuan dari PLTS Atap ini adalah membuka pasar terlebih dahulu, karena jika pasar sudah diciptakan, maka investasi akan bertambah.

"Tujuannya arah ke sana, supaya ada peningkatan kapasitas produksi PLTS," imbuhnya.

Dia mengatakan, potensi investasi untuk mengembangkan 3,6 GW ini bisa mencapai Rp 45 triliun hingga Rp 63,7 triliun untuk pembangunan fisik PLTS, lalu Rp 2,04 triliun hingga Rp 4,08 triliun untuk pengadaan kilo Watt hour (kWh) dari ekspor-impor.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aturan PLTS Atap Diubah, Pemakai Tak Bisa Jual Listrik ke PLN

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular