Bak Kiamat, Cerita Saksi soal Bom Bandara Kabul Afghanistan
Jakarta, CNBC Indonesia - Ledakan bom terjadi di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kota Kabul, Afghanistan pada Kamis (26/8/2021) pukul 17.00 waktu setempat. Ini meninggalkan memori buruk bagi para korban dan penyintas.
Seorang pria mantan karyawan kelompok pengembangan internasional, yang tidak disebutkan namanya, berharap hari itu ia dapat pergi dari Afghanistan. Ia merupakan salah satu orang yang terkait dengan pemerintah yang didukung Barat.
Dengan visa imigran khusus Amerika Serikat (AS), ia antre bersama ribuan orang lainnya di dekat Gerbang Biara bandara selama 10 jam.Tiba-tiba sebuah ledakan kuat meletus.
Ini membuatnya harus menyaksikan kematian puluhan orang. Ia mendeskripsikan insiden tersebut seperti kiamat.
"Seolah-olah seseorang menarik tanah dari bawah kaki saya; untuk sesaat saya pikir gendang telinga saya pecah dan saya kehilangan indra pendengaran saya," kata pria itu, dikutip dari Reuters.
"Saya melihat tubuh dan bagian tubuh terbang di udara seperti tornado membawa kantong plastik ... ke udara. Saya melihat tubuh, bagian tubuh, pria tua dan terluka, wanita dan anak-anak berserakan di lokasi ledakan," lanjutnya.
"Tidak mungkin melihat kiamat dalam kehidupan ini, tetapi hari ini saya melihat hari kiamat, saya menyaksikannya dengan mata kepala sendiri."
Setelah terjadinya ledakan, para korban terluka dan tewas dibawa pergi dengan gerobak dorong. Sementara para penyintas lain harus tersandung puluhan mayat berlumuran darah, yang beberapa diantaranya terlempar ke selokan.
"Hari ini tidak ada yang menangani masalah ini dan memindahkan mayat dan yang terluka ke rumah sakit atau membawa mereka keluar dari pandangan umum," ujarnya.
Mayat dan korban luka-luka tergeletak di jalan dan di saluran pembuangan. Air kecil yang mengalir ke dalamnya telah bercampur dengan darah korban.
"Secara fisik, saya baik-baik saja ... tapi saya tidak berpikir luka mental dan syok yang saya alami dari ledakan hari ini akan membuat saya hidup normal," tambahnya.
Ledakan bom bunuh diri di bandara ini memakan korban setidaknya 60 warga sipil, dengan sebanyak 12 tentara AS juga tewas. Sehingga total korban meninggal mencapai 72 orang.
Ledakan ini juga disebut melukai 140 orang lainnya. ISIS mengaku bertanggung jawab atas kejadian itu.
Belum diketahui apakah Kelompok Taliban juga terlibat dalam insiden bom bunuh diri ini. Tapi, dalam pernyataan di Twitter, juru bicara Taliban mengutuk keras serangan yang dilakukan.
Presiden AS Joe Biden mengaku akan membalas dendam atas kejadian ini. Ia berjanji memburu para pelaku.
"Kepada mereka yang melakukan serangan ini serta siapa pun yang ingin membahayakan Amerika, ketahuilah ini, kami tidak akan memaafkan. Kami tidak akan melupakan. Kami akan memburu Anda dan membuat Anda membayar," ancam Biden dikutip dari AFP.
(sef/sef)