Menteri ESDM Akui Bensin Premium Dihapus Pelan-Pelan
Jakarta, CNBC Indonesia - Realisasi penyerapan bahan bakar minyak (BBM) untuk jenis bensin dengan nilai oktan (RON) 88 atau Premium selama Januari-Juli 2021 masih rendah.
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mencatat, realisasi serapan Premium selama Januari-Juli 2021 baru mencapai 2,71 juta kilo liter (kl) atau hanya 27,18% dari kuota tahun ini sebesar 10 juta kl.
Dengan rendahnya penyerapan Premium ini, apakah pemerintah berniat untuk menghapus bensin Premium ini?
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tarif mengakui bahwa outlet penjualan Premium secara perlahan memang mulai dikurangi. Masyarakat pun didorong untuk mengkonsumsi BBM dengan RON yang lebih tinggi guna menekan emisi gas rumah kaca.
Hal tersebut disampaikan Arifin dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi VII DPR RI, Kamis (26/08/2021).
Menurutnya, banyak negara sudah meninggalkan Premium, dan hanya tersisa empat negara yang masih mengkonsumsi Premium, salah satunya Indonesia.
"Outlet penjualan Premium dikurangi pelan-pelan, terutama saat pandemi, crude jatuh, substitusi dengan Pertalite, tujuannya perbaiki kualitas BBM dan kurangi emisi gas rumah kaca karena kita masih masuk empat negara yang gunakan Premium," ungkap Arifin.
Dia mengatakan, ke depan Indonesia harus beralih menuju energi bersih karena Indonesia bahkan sudah tertinggal dari Vietnam yang sudah menggunakan BBM berstandar Euro 4 dan akan masuk ke standar Euro 5, sementara Indonesia masih berstandar Euro 2.
"Dalam jangka panjang, memperhatikan perkembangan teknologi kendaraan yang menuntut kualitas BBM lebih baik, maka kami harap akan ada shifting konsumsi ke lebih baik yakni Pertamax. Dalam hal ini, kami mohon dukungan bagaimana bisa merespons ini dengan baik," pintanya.
Sebelumnya, Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman menyampaikan, pihaknya berharap agar semakin banyak masyarakat yang beralih ke BBM dengan nilai oktan yang lebih tinggi karena lebih ramah lingkungan dan baik untuk mesin kendaraan.
"Kita berharap bahwa masyarakat semakin banyak yang mengkonsumsi BBM yang lebih ramah lingkungan, karena lebih bersih dan lebih bagus untuk mesin," paparnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (24/08/2021).
Seperti diketahui, kabar rencana penghapusan Premium sudah lama beredar. Namun hingga saat ini tak kunjung terealisasi. Meski sampai saat ini belum terealisasi, namun arah ke depannya menurutnya, Premium ini memang akan dihapus.
"Saya kira arahnya ke depan begitu, cuma perlu bertahap," ungkapnya saat ditanya apakah penurunan serapan Premium akan dijadikan momentum menghapus Premium.
(wia)