Internasional

Taliban Digencet Lagi, Tak Ada Uang Buat Afghanistan

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
25 August 2021 08:03
TaJuru bicara Taliban Zabihullah Mujahid berbicara pada konferensi pers pertamanya, di Kabul, Afghanistan, Selasa (17/8/2021). (AP/Rahmat Gul)
Foto: Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid berbicara pada konferensi pers pertamanya, di Kabul, Afghanistan, Selasa (17/8/2021). (AP/Rahmat Gul)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Dunia (World Bank) telah menangguhkan bantuan dana ke Afghanistan yang kini dikuasai oleh kelompok Taliban. Badan itu mengaku memantau situasi.

"Kami telah menghentikan pencairan dana dalam operasi kami di Afghanistan dan kami memantau dan menilai situasi dengan cermat," kata juru bicara Bank Dunia kepada AFP, Rabu (25/8/2021).

"Kami sangat prihatin dengan situasi di Afghanistan dan dampaknya terhadap prospek pembangunan negara, terutama bagi perempuan."

Meski begitu, Bank Dunia menunda membuat pernyataan lain sampai bisa menarik semua personilnya ke luar Afghanistan. Evakuasi pekerja sendiri diperkirakan akan selesai pada hari Jumat mendatang.

Juru bicara itu mengatakan pemberi pinjaman pembangunan tersebut akan terus berkonsultasi erat dengan komunitas internasional dan mitra pembangunan. Termasuk mencari solusi soal pembangunan yang sudah berjalan selama ini.

"Bersama dengan mitra kami, kami mencari cara agar kami dapat tetap terlibat untuk mempertahankan hasil pembangunan yang diperoleh dengan susah payah dan terus mendukung rakyat Afghanistan," katanya lagi.

Bank Dunia memiliki lebih dari dua lusin proyek pembangunan yang sedang berlangsung di Afghanistan. Badan ini telah menyediakan US$ 5,3 miliar atau setara Rp 76,3 triliun (asumsi Rp 14.400/US$) sejak tahun 2002, sebagian besar dalam bentuk hibah.

Dana Moneter Internasional (IMF) sebelumnya juga menangguhkan operasi dengan negara itu. Ini termasuk program pinjaman US$ 370 juta atau (Rp 5,3 triliun) yang ada, serta US$ 340 juta (Rp 4,8 triliun) untuk Kabul yang akan diterima dari Special Drawing Rights (SDR), serta sekeranjang mata uang pemberi pinjaman.

Gubernur bank sentral Ajmal Ahmady juga mengatakan di Twitter bahwa Taliban akan sulit menjangkau aset di Da Afghanistan Bank (DAB), yang memiliki cadangan sekitar US$ 9 miliar (Rp 129 triliun). Karena sebagian besar aset itu disimpan di luar negeri dan di luar jangkauan Taliban.

"Sesuai standar internasional, sebagian besar aset disimpan dalam aset yang aman dan likuid seperti Treasuries dan emas," kata Ahmady seperti dilaporkan AFP, pekan lalu.

"Federal Reserve (The Fed) AS memegang US$ 7 miliar (Rp 100 triliun) dari cadangan negara, termasuk US$1,2 miliar (Rp 17 triliun) dalam bentuk emas. Sementara sisanya disimpan di rekening asing termasuk di Bank for International Settlements yang berbasis di Basel," tambahnya.

Seorang pejabat pemerintah AS juga telah mengonfirmasi ini. Bahwa setiap aset bank sentral yang dimiliki pemerintah Afghanistan di AS tidak akan diberikan kepada Taliban.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Taliban Wajibkan Perempuan Afghanistan Pakai Cadar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular