Sri Mulyani Wanti-wanti Bahaya Ini, RI juga Mulai Siap-siap!

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
22 August 2021 09:40
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia 2021.
Foto: Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia 2021. (Tangkapan Layar Youtube PerekonomianRI)

Terkait dengan kesiapan Indonesia soal climate change, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) juga terus berusaha meningkatkan upaya-upaya adaptasi maupun mitigasi perubahan iklim. Hal ini merupakan wujud tanggung-jawab di tingkat nasional sekaligus di tingkat global.

Indonesia pun telah menyiapkan dokumen Updated NDC (Updated Nationally Determined Contribution) yang menaikkan ambisi adaptasi perubahan iklim, dengan memasukkan aksi-aksi yang lebih nyata, adaptasi di sektor kelautan, serta lebih terintegrasi dengan isu-isu penting lainnya, seperti keanekaragaman hayati dan desertifikasi.

Sejak tahun 2020, Indonesia juga telah menyusun dokumen Long-term Strategy on Low Carbon and Climate Resilience 2050 (LTS-LCCR 2050), menuju net-zero emission dengan tetap mempertimbangkan kondisi ekonomi bertumbuh, berketahanan iklim dan berkeadilan.

Dokumen LTS-LCCR 2050 merupakan arahan jangka panjang yang akan menjadi pedoman dalam implementasi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim serta komitmen NDC lima-tahunan selanjutnya.

"Dokumen LTS LCCR 2050 disusun berdasarkan kondisi perekonomian dan turunnya kapasitas adaptasi dan mitigasi perubahan iklim serta pembelajaran atas rentannya kondisi global menghadapi pandemi Covid-19 dengan tetap optimis mengacu kepada prospek pemulihan paska pandemi serta kebijakan nasional seluruh sektor saat ini sampai tahun 2050," ujar Menteri LHK Siti Nurbaya, dalam siaran pers, di situs resmi KLH, 24 Maret 2021.

Menteri Siti menjelaskan, sektor Pertanian, Kehutanan, dan penggunaan lahan lain (Agriculture Forestry and Other Land Use/AFOLU) dan sektor energi akan sangat menentukan arah yang akan dituju pada tahun 2050.

Dengan skenario paling ambisius yaitu LCCP (Low Carbon Compatible with Paris Agreement), secara nasional Indonesia akan mencapai peaking pada tahun 2030 dengan sektor FOLU (Forestry and Other Land Use) sudah mulai net sink.

"Seluruh sektor harus makin meningkatkan penurunan emisi GRK menuju tahun 2050. Selain itu, diharapkan pada tahun 2050 dapat tercapai ketahanan iklim melalui pathway sektoral dan kewilayahan. Kemudian, dengan skenario ambisius, Indonesia akan mencapai net-zero emission pada tahun 2070," kata Menteri Siti.

Dalam Webinar "Konsultasi Publik Indonesia LTS-LCCR 2050, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, menyampaikan komitmen sektor energi menurunkan emisi GRK sebesar 314-398 Juta Ton CO2 pada tahun 2030.

Komitmen tersebut dicapai melalui pengembangan energi terbarukan, pelaksanaan efisiensi energi, dan konservasi energi, serta penerapan teknologi energi bersih.

"Penurunan emisi dari sektor energi didorong melalui aksi-aksi diantaranya penyediaan listrik melalui pembangkit EBT, penerapan efisiensi energi, penggunaan bahan bakar nabati, dan implementasi cofiring biomassa untuk mengurangi konsumsi batu bara PLTU," tutur Menteri Arifin.

(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular