JK: Afghanistan Adalah Bangsa Kuat dan Hebat!

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
Sabtu, 21/08/2021 16:30 WIB
Foto: Wakil Presiden RI 2014-2019, H.M. Jusuf Kalla dalam acara CNBC Indonesia Award 2020 dengan tema Menyongsong Bangkitnya Ekonomi Indonesia 2021. (Tangkapan layar CNBC TV)

Jakarta, CNBC Indonesia- Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) menyebut bahwa Afghanistan adalah bangsa yang kuat dan hebat karena berhasil mengusir setiap penjajah yang berniat menguasai negara tersebut.

Menurutnya, Afghanistan mampu melawan tiga negara besar yang mencoba untuk menguasainya.

Seperti diketahui, kelompok Taliban resmi menguasai Afghanistan. Kelompok yang berhaluan Islam konservatif itu telah memegang wilayah ibu kota Kabul dan mulai menduduki kantor kepresidenan negara itu.


"Afghanistan adalah bangsa yang kuat dan hebat. Tidak ada bangsa atau negara yang berhasil menguasainya. Bahkan, mereka melawan tiga negara besar dan dikalahkan. Seperti Inggris yang pernah mencoba menaklukkan Afghanistan pada abad 20 dan mereka kalah dan mundur," kata JK dalam diskusi "Masa Depan Afghanistan dan Peran Diplomasi Perdamaian Indonesia", Sabtu (21/8/2021).

Amerika Serikat bahkan menurutnya mundur teratur menghadapi Afghanistan meski telah menghabiskan banyak dana. Setelah peristiwa penyerangan 11 September 2001 di New York, AS, JK menilai tindakan pemerintahan AS kepada Afghanistan tidak memiliki motif yang jelas.

"AS berperang di Afghanistan juga tidak jelas tujuannya. Kan sebenarnya ada tiga kelompok, AS, pemerintah Afghanistan dan Taliban, tapi perang sebenarnya antara Taliban dan AS. Sudah 20 tahun AS berperang menghabiskan US$ 2 triliun, ini setara Rp 30 ribu triliun atau 12 tahun anggaran kita, hanya untuk menghabisi kelompok Taliban," papar JK.

Sebelumnya, keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menarik pasukan militer AS dari Afghanistan diduga menjadi alasan kuat Taliban bangkit dan menimbulkan kekacauan. Namun, Biden menolak untuk disalahkan.

Mengutip Reuters, Sabtu (21/8/2021), Biden menegaskan bahwa keputusannya menarik seluruh pasukannya dari Afghanistan adalah untuk menghentikan peperangan. Ia mengaku ikut terkejut dengan serangan mendadak dari Taliban yang begitu cepat mengambil alih Afghanistan.

Strategi ini didasarkan pada jajak pendapat internal dan publik yang menunjukkan penarikan Afghanistan sejauh ini merupakan keputusan paling tepat yang telah ia dibuat, meskipun masalah itu tidak sentral bagi sebagian besar pemilih.

"Opini publik sangat jelas bahwa orang Amerika ingin keluar dari perang yang sedang berlangsung dan tidak ingin masuk kembali. Itu benar hari ini dan itu akan menjadi kenyataan dalam enam bulan. Ini bukan tentang tidak peduli atau berempati tentang apa yang terjadi di sana, tetapi mengkhawatirkan apa yang terjadi di Amerika," kata salah satu sekutu Biden.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Konflik Iran-Israel Memanas, Dunia Soroti Manuver Trump