Tesla Garap "Power Bank" Raksasa di Jepang, di RI Batal?

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
Jumat, 20/08/2021 15:55 WIB
Foto: Tesla Powerwall (Tesla.com)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tesla Inc, perusahaan pabrikan mobil listrik asal Amerika Serikat, akan berinvestasi pada proyek Energy Storage System (ESS) atau semacam 'power bank' raksasa dengan giga baterai skala besar di Jepang.

Hal ini disampaikan Tesla kemarin, Kamis (19/08/2021).

Mengutip Reuters, Jumat (20/08/2021), Tesla bakal menggandeng perusahaan Jepang dalam membangun fasilitas penyimpanan energi di Hokkaido, Jepang Utara.


Teknologi penyimpan listrik ini diperlukan untuk menyimpan tenaga listrik dari pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) yang sifatnya intermittent atau tidak stabil seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Tesla bakal berkolaborasi dengan perusahaan penyedia dan agregator listrik Jepang, Global Engineering, dan perusahaan teknik Ene-Vision untuk membangun fasilitas penyimpanan energi yang terhubung ke jaringan dengan kapasitas 6.095 kilo Watt hour (kWh) yang bisa dimanfaatkan untuk sekitar 500 rumah.

Nantinya Tesla bakal memasok teknologi baterai Megapack untuk proyek tersebut. Diproyeksikan, proyek ini bakal mulai operasi pada musim panas tahun 2022 mendatang.

Global Engineering akan menjadi operator, menjual listrik ke pasar grosir listrik, menyeimbangkan pasar dan pasar kapasitas. Sementara Ene-Vision akan menangani rekayasa, pengadaan dan konstruksi.

Nilai proyek ini mencapai sekitar US$ 2,7 juta, menurut seorang pejabat di Global Engineering, seperti dikutip dari Reuters. Tujuannya adalah untuk mendorong pemanfaatan EBT lebih masif lagi, serta mengurangi biaya dengan menyerap fluktuasi dan menstabilkan output melalui penggunaan generator dan baterai penyimpanan.

Lantas, bagaimana dengan rencana investasi Tesla untuk proyek ESS di Indonesia?

Seperti diketahui, Tesla dikabarkan tertarik untuk berinvestasi di bidang energy storage system (ESS) di Indonesia. ESS ini seperti 'power bank' raksasa dengan giga baterai skala besar yang bisa menyimpan tenaga listrik besar hingga puluhan mega watt, bahkan hingga 100 MW untuk stabilisator atau untuk pengganti sebagai pembangkit peaker (penopang beban puncak).

Selain itu, lanjutnya, Tesla menyampaikan bahwa negara Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang berpotensi mengombinasikan energi baru terbarukan dengan teknologi ESS ini.

Hal itu sempat diungkapkan Deputi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto.

Belum lama ini Seto mengatakan, pemerintah Indonesia masih berdialog dengan Tesla hingga saat ini.

"Masih on going," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (23/07/2021), saat ditanya bagaimana kelanjutan negosiasi antara pemerintah Indonesia dengan Tesla.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Jepang Eksekusi Mati Pembunuh Yang Bergentayangan di Sosmed