Internasional

Covid-19 AS Naik 1000%, Ini Ternyata Penyebabnya

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
20 August 2021 13:10
Virus Outbreak Florida
Foto: AP/Marta Lavandier

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 semakin dalam posisi yang mengkhawatirkan di Amerika Serikat (AS). Meski memiliki angka vaksinasi yang cenderung tinggi, negara itu tetap mengalami peningkatan infeksi yang signifikan, bahkan lebih dari 100% bila dibandingkan Juni lalu.

Mengutip data interaktif Covid-19 milik New York Times, pada akhir Juni lalu rata-rata kasus infeksi di Negeri Paman Sam masih berada di level 11 ribuan per minggunya. Namun saat ini rata-rata infeksi mingguan telah mencapai 141 ribu kasus perharinya. Ini merupakan kenaikan lebih dari 10 kali lipat.

Para analis kesehatan menganggap kenaikan tinggi ini terjadi akibat dari pelonggaran-pelonggaran yang berlaku pada liburan musim panas. Publik seakan sudah menganggap corona telah hilang dan mengabaikan protokol.

"Kita berada di pertengahan musim panas, orang-orang mulai berkumpul, mereka dalam kelompok yang besar. Vaksin telah membuat mereka merasa aman, dan mereka lupa dengan protokol kesehatan," kata dr. Perkin Halkitis, dekan di Rutgers School of Public Health, dalam wawancara bersama CNBC International.

Selain itu, varian Delta juga dianggap sebagai faktor yang memicu ledakan infeksi ini. Pusat Penyakit Menular Amerika Serikat (AS), CDC, menyebut bahwa varian ini memiliki tingkat penyebaran layaknya cacar air dan melemahkan sistem imun lansia yang sudah divaksin.

Sementara itu fasilitas kesehatan (faskes) di negara itu mulai menunjukkan tanda-tanda kewalahan. Keterisian tempat tidur naik hingga 70% lebih.

Di Hawaii, mulai muncul kekhawatiran bahwa negara bagian kepulauan Pasifik itu tidak akan mampu lagi menangani pasien Covid-19. Begitu juga di Alabama.

"Kami sedang 'terbakar'. Ketika kita memiliki rumah sakit yang benar-benar khawatir untuk dapat merawat orang, itu adalah krisis," kata Direktur Kesehatan Hawaii, Dr. Elizabeth Char.

"Ketika kita melihat pertumbuhan eksponensial dalam jumlah orang yang terinfeksiCovid-19 setiap hari dengan 2.000 orang dalam tiga hari terakhir, itu adalah krisis. Dan pada titik di mana kita membanjiri sumber daya kita, itu adalah bencana.

"Sistem rumah sakit negara bagian memiliki jumlah 'negatif' ketersediaan tempat tidur ICU saat memasuki skenario yang belum dipetakan," kata Presiden Asosiasi Rumah Sakit Alabama, Don Williamson.

Halaman 2>>

Dalam gelombang kali ini ada beberapa negara bagian yang mengalami peningkatan cukup tajam. Mengutip data interaktif New York Times, tren kenaikan dua minggu terakhir ini dialami paling besar oleh South Dakota, yang melaporkan kenaikan sebesar 545%. Ini diikuti wilayah AS di Pasifik, Guam, yang mengalami 295% kenaikan kasus.

Tak hanya itu, ada beberapa negara bagian yang mengalami kenaikan lebih dari 100% atau dua kali lipat. Itu adalah West Virginia, Minnesota, Ohio, Vermont, Delaware, Indiana, New Hampshire, New Mexico, dan North Dakota.

Meski begitu ada, negara bagian yang mengalami penurunan kasus. Negara bagian itu adalah Nevada, yang mengalami penurunan sebesar 8%.

Dari segi Jumlah, negara bagian pada seperti California, Texas, Florida, New York, dan Illionis masih memimpin. California mencatatkan 4,26 juta kasus, Texas 3,39 juta, Florida 2,98 juta, New York 2,22 juta, dan Illinois 1,48 juta.

Dengan tren penambahan ini, AS tetap menjadi negara yang menemukan kasusCovid-19 terbanyak di dunia. Negara pimpinan Presiden Joe Biden itu mencatatkan37,3 juta infeksi yang diiringi 624 ribu kematian.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular