
Corona Delta Mencengkeram China, Indonesia Juga Kena Getahnya

Masalah ekonomi China adalah masalah bagi dunia. Sebab, China adalah perekonomian terbesar kedua di dunia.
Banyak negara yang menggantungkan China sebagai negara tujuan ekspor. Ketika permintaan China melambat, maka kinerja ekspor akan terpengaruh.
Sayangnya, itulah yang dialami Indonesia. Pada Juli 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor pada Juli 2021 adalah US$ 17,7 miliar. Tumbuh 29,32% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Meski masih tumbuh, tetapi ekspor melambat dibandingkan Juni 2021 yang melonjak 54,46% yoy. Secara bulanan (month-to-month/mtm), ekspor bahkan turun 4,53%.
Bisa ditebak, pukulan terhadap ekspor Indonesia disebabkan oleh perlambataan permintaan dari China. Pada Juni 2021, ekspor non-migas Indonesia ke China bernilai US$ 4,13 miliar dan bulan sesudahnya turun menjadi US$ 3,57 miliar.
Pada Juli 2021, impor non migas Indonesia ke China tumbuh 41,22% yoy. Melambat dibandingkan pertumbuhan Juni 2021 yakni 70,16% yoy.
![]() |
Buat Indonesia, China adalah mitra dagang yang sangat penting. Sepanjang Januari-Juli 2021, pangsa ekspor non-migas Indonesia ke China mencapai 21,85%. China sendirian bahkan lebih besar ketimbang pangsa total negara-negara ASEAN yaitu 20,26%.
![]() |
Jika seperti ini terus, jika China tidak kunjung mampu mengendalikan pandemi virus corona dan terus menerapkan kebijakan kebijakan zero tolerance, maka ekspor Indonesia bakal terancam. Padahal peranan ekspor sangat diharapkan mendongrak pertumbuhan ekonomi, kala konsumsi rumah tangga dan investasi masih belum pulih betul dari hantaman pandemi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)