
Sikap China & Rusia soal Taliban Kuasai Lagi Afghanistan

Jakarta, CNBC Indonesia - Kelompok Taliban resmi menguasai Afghanistan. Kelompok yang berhaluan Islam konservatif itu telah memegang wilayah ibukota Kabul dan mulai menduduki kantor kepresidenan negara itu.
Sebuah video beredar viral di dunia maya yang menggambarkan beberapa pejabat kelompok itu mulai menguasai kantor Presiden. Tak hanya itu, Taliban juga mendistribusikan video orang-orang bersorak dan berteriak, ketika konvoi truk pick-up memasuki kota dengan para tentara mengacungkan senapan mesin dan bendera putih Taliban.
"Taliban telah menang dengan pedang dan senjata mereka," kata Presiden Afghanistan Ashraf Gani dalam pernyataan di Twitter, Minggu (15/8/2021) waktu setempat.
Kemenangan Taliban ini membuat sejumlah negara memboyong warganya pulang dan memboyong staf kedutannya. Di antaranya Amerika Serikat (AS), Inggris bahkan Jerman.
Namun hal ini tidak akan dilakukan China dan Rusia. Keduanya tetap mempertahankan perwakilan diplomatiknya di negeri itu.
Mengutip South China Morning Post (SCMP), China menganggap bahwa mereka masih memiliki kepentingan besar di sana.
"Kedutaan China telah meminta berbagai faksi di Afghanistan untuk memastikan keamanan negara-negara China, institusi China dan kepentingan China," ujar kedutaan China di Kabul.
"Kedutaan akan mengambil langkah lebih lanjut untuk mengingatkan warga negara China untuk mengikuti situasi keamanan, meningkatkan tindakan pencegahan keselamatan dan menahan diri untuk tidak pergi ke luar."
Sebelumnya pada 28 Juli, China juga melakukan pertemuan dengan Taliban di Tianjin selama dua hari. Pertemuan itu berlangsung antara sembilan perwakilan Taliban dengan Menteri Luar Negeri Wang Yi.
Taliban diharapkan dapat memainkan peran penting dalam proses rekonsiliasi damai dan rekonstruksi di Afghanistan. Wang juga mengatakan bahwa China berharap Taliban akan menindak Gerakan Islam Turkistan Timur, organisasi yang dibentuk oleh para militan Uighur di barat Tiongkok.
Untuk Rusia, mengutip Tass, mereka menyebut bahwa pihak kedutaandi Kabul akan terus berfungsi sebagaimana mestinya tanpa ada kepanikan. Hal ini ditegaskan Direktur dari Departemen Asia Kementerian Luar Negeri Rusia, Zamir Kabulov.
"Tidak ada rencana evakuasi. Kami berhubungan langsung dengan duta besar Moskow di Kabul dan pegawai kedutaan Rusia terus bekerja dengan tenang," ucap Kabulov.
Rusia sendiri serius untuk menarik Afghanistan bergabung dalam blok perdagangannya yang dinamakan Eurasian Economic Union. Bahkan dalam situasi kemenangan Taliban ini Moskow dilaporkan berharap untuk membangun hubungan persahabatan antara Moskow dan kepemimpinan baru Afghanistan.
"Ini bukan hanya harapan saya. Saya yakin tentang ini. Kami akan membangun hubungan dengan mengandalkan materi yang telah kami kumpulkan selama bertahun-tahun," katanya lagi.
Meski begitu, Rusia mengaku tidak akan terburu-buru mengakui rezim Taliban di Afghanistan. Pasalnya hingga saat ini kelompok itu masih menjadi dianggap terlarang oleh Kremlin.
"Kami tidak terburu-buru sejauh menyangkut pengakuan. Kami akan menunggu dan melihat bagaimana rezim akan berperilaku," katanya.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Taliban Wajibkan Perempuan Afghanistan Pakai Cadar