Ini 2 Isu Kritis Pengalihan Blok Rokan ke Pertamina

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
12 August 2021 17:45
Mirroring Kontrak Capai 95%, Pertamina Terus Lakukan Persiapan Alih Kelola Blok Rokan
Foto: Dok Pertamina

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), unit usaha PT Pertamina (Persero), secara resmi dan lancar sudah mengambil alih pengelolaan Blok Rokan, Riau dari PT Chevron Pacific Indonesia pada Senin, 9 Agustus 2021.

Sebelum akhirnya transisi ini berjalan mulus, ada sembilan isu penting yang dibahas bersama antara Chevron, Pertamina, dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas)

Menurut Sekretaris SKK Migas Taslim Z. Yunus, dari sembilan isu yang dibahas itu, ada dua hal krusial yang dipersiapkan saat proses pengambilalihan ini.

"Ada dua hal critical, pertama terkait pasokan listrik uap dan gas, ini sudah selesai. Kedua, Chemical EOR (Enhanced Oil Recovery), ini yang berhubungan langsung dengan PHR sebagai pemilik teknologi. Dua hal ini kritikal sehingga kami berdebar-debar supaya hal ini berjalan mulus," jelas Taslim kepada CNBC Indonesia, Kamis (12/8/2021).

Taslim mengatakan, tahun ini merupakan tahun yang sangat krusial bagi produksi minyak di Blok Rokan. Untuk memastikan produksi bisa dijaga atau bahkan ditingkatkan, maka menurutnya proses pengeboran harus berjalan dengan baik.

"Pada tahun ini krusial. Dari sembilan aspek proses transisi itu, yang penting adalah migrasi data, lalu aplikasi teknologi sudah diserahkan juga dites yang saat ini juga sudah berjalan dengan lancar. Manajemen kontrak juga penting untuk dilakukan mirroring," katanya.

Adapun sembilan item transisi itu antara lain transisi/ migrasi data teknis dan operasional, operasi pemboran sumur, lalu chemical Enhanced Oil Recovery (EOR), manajemen kontrak termasuk untuk pengadaan material, lalu pasokan listrik, uap dan gas ke Blok Rokan, lalu isu ketenagakerjaan, teknologi informasi, perizinan dan prosedur operasi, hingga pemulihan fungsi lingkungan hidup.

"Ditargetkan tahun ini produksi tidak turun dan bahkan bisa menanjak naik," ujarnya.

Taslim mengatakan, SKK Migas memperkirakan produksi minyak hingga akhir tahun ini bisa mencapai 166 ribu barel per hari (bph), dari rata-rata saat ini sekitar 160,5 ribu bph.

Untuk jangka panjang, produksi minyak di Blok Rokan ditargetkan bisa mencapai 400 ribu barel per hari (bph) pada 2030 mendatang. Dengan target produksi minyak 400 ribu bph tersebut, maka artinya kontribusi produksi minyak dari Blok Rokan bisa mencapai 40% dari target produksi minyak nasional pada 2030 yang dipatok sebesar 1 juta bph.

"Kita sampaikan di akhir 2030 diharapkan produksi minyak dari Blok Rokan bisa 400 ribu barel per hari, berarti 40% dari target (produksi minyak nasional) 1 juta barel per hari. Diharapkan proyek yang sudah diusulkan terlaksana dan tidak ada hambatan dari sisi perizinan," tuturnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Akhir Kontrak, Chevron Lakukan Pengeboran Sumur ke-100

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular