Kasus Aktif Covid DKI Turun 90%, di Luar Jawa Malah Melesat

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
Kamis, 12/08/2021 17:55 WIB
Foto: Suasana pemakaman di Tegal Alur, Jakarta, Selasa (5/1/2021). Penggalian lubang untuk korban meninggal Covid-19 di tempat Pemakaman Umum Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, hingga saat ini mencapai 60 lebih liang per hari. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus aktif di Indonesia mulai merangkak naik setelah 2 pekan hari raya Idul Fitri dan mencapai puncaknya pada 24 Juli 2021 di mana ada 574 ribu kasus aktif hari itu.

Ketua Bidang Data Dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan Covid-19, Dr. Dewi Nur Aisyah mengatakan kenaikan kasus aktif tersebut melonjak 3 kali lipat dibanding puncak lonjakan kasus aktis sebelumnya pada 5 Februari yang kala itu tercatat ada 176 ribu kasus aktif.

"Kalau kita lihat pasca 24 Juli sudah menurun. Tiga pekan terakhir menurun -25,77% dari puncak," ujarnya saat "Covid-19 dalam angka" di Jakarta, Kamis (12/8/2021).


Data terakhir, angka kasus aktif mencapai 426 ribu. Meski turun, Dewi menegaskan jika ini harus terus ditekan, salah satunya adalah melalui kebijakan pemerintah mengambil kebijakan PPKM level 4 di Jawa-Bali dan luar Jawa.

"Tren level nasional sudah baik. Kasus aktif turun lebih dari 60 ribu kasus," ujarnya.

Jika dijabarkan, kasus aktif di DKI Jakarta sempat naik 10 kali lipat dan kabar baiknya saat ini turun. Tepatnya dalam kurun 3 minggu terakhir turun 90% dari puncak, berdasarkan data per 11 Agustus.

"Jateng, kenaikan lebih dari 9 kali lipat, sudah turun dua minggu terakhir. Turun 38,5%," ujarnya lagi.

Selanjutnya Jawa Barat yang mengalami kenaikan kasus aktif sampai 6 kali lipat sejak 4 Juni 2021. Kabar baik pula, kasus aktif sudah mulai turun bertahap mencapai 42,9%. Kemudian Jawa Timur mengalami kenaikan 20 kali lipat namun saat ini sudah turun sampai 44,80% dari puncaknya di akhir Juli.

"DIY pekan lalu di bawah 10%, kemudian diperpanjang PPKM, dampaknya signifikan. Turun 20%. Baru 6 hari DIY turun dari 38 ribu menjadi 30 ribu," katanya.

Saat ini, setidaknya ada 6 provinsi di luar Pulau Jawa yang mencatat kenaikan kasus signifikan. Pertama Sumatera Utara yang naik delapan kali lipat dalam sebulan. Kemudian Kalimantan Timur yang naik 20 kali lipat sejak 9 Juni 2021.

"Riau kenaikan 5 kali lipat, 4 hari terakhir mulai turun. Kalimantan Selatan naik lebih dari 15 kali, dan terakhir Sulawesi Selatan kenaikan lebih dari 20 kali, sekarang baru tren penurunan," katanya.

Adapun sejak 28 Juni sampai 4 juli, menjadi waktu yang paling berat karena 35% dari 514 kabupaten/kota di Indonesia angka Bed Occupancy Ratio (BOR) di atas 80%. BOR di atas 80%. Kabar baiknya, seiring kebijakan PPKM, angka tersebut turun perlahan mulai dari 31%, menuju 27% hingga terus turun ada 20% Kabupaten/Kota dengan angka BOR di atas 80%.

"Pekan awal Agustus hanya 16% Kabupaten/Kota dari 514 levih dari 80%. Pergerakan yang tadi meski secara jumlah, banyak yang mengalami perbaikan," pungkasnya.


(yun/yun)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pejabat China Diminta Hemat Biaya Rokok - Covid ASEAN Merebak