Internasional

Iran Terancam "Tsunami" Covid seperti India, Kenapa?

sef, CNBC Indonesia
12 August 2021 06:41
Supporters of Iranian president-elect Ebrahim Raisi celebrate after he won the presidential election in Tehran, Iran, Saturday, June 19, 2021.   Initial results released Saturday propelled Raisi, a protege of the country's supreme leader, into Tehran’s highest civilian position. The vote appeared to see the lowest turnout in the Islamic Republic’s history.  (AP Photo/Ebrahim Noroozi)
Foto: Iran (AP Photo/Ebrahim Noroozi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Covid-19 dikhawatirkan makin menggila di Iran. Umat syiah di negeri itu, bersiap untuk memulai festival keagamaan selama 10 hari mulai pekan ini.

Diperkirakan ratusan orang hadir dalam perayaan hari Ashura. Upacara ini memperingati kematian Hossein, cucu Nabi Muhammad, yang terbunuh di Irak pada abad ketujuh.

Financial Times dan portal IranInt menulis bagaimana video menyebar di media sosial menunjukkan ratusan pria berkumpul memukuli dada mereka, mengikuti irama lagu di Masyhad dan Teheran dalam dua hari terakhir. Ini membuat marah sebagian warga yang khawatir akan semakin naiknya kasus Covid-19.

Berbeda dengan tahun lalu di mana upacara keagamaan dibatasi untuk mengekang Covid-19, tahun ini pemerintah mengizinkan festival berlangsung. Kegiatan diizinkan asalkan mereka memetahui protokol kesehatan.

Pejabat kesehatan dan dokter mewanti-wanti bagaimana sistem kesehatan akan semakin kritis. Apalagi kini banyak rumah sakit menolak pasien karena penuhnya tempat ditambah dengan munculnya varian Delta.

Iran juga lambat dalam vaksinasi Covid-19, seiring dilarangnya penggunaan vaksin asal Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Saat ini hanya 3,8% warga yang telah divaksinasi lengkap.

"Akan ada puncak keenam pandemi di negara ini, akibat dari desak-desakan orang-orang untuk mengadakan upacara Muharram (Ashura)," kata seorang pejabat dari Dewan Medis non pemerintah, Jossein Kermanpour, Kamis (11/8/2021).

Kasus kematian juga diyakini akan semakin tinggi. Iran saat ini mencatat 500 kematian baru per hari dalam seminggu terakhir, tertinggi di Timur Tengah.

Para pejabat di Mashhad misalnya mengatakan peti mati dan ambulan sudah sangat kurang untuk mengangkut para pasien meninggal. Di Teheran "pemandangan seperti perang Teluk tahun 1980-an dengan Irak" terlihat kala warga berbondong-bondong atre di rumah sakit, klinik serta apotek.

"Ketika Ashura selesai, kita akan melihat lonjakan kematian yang sebenarnya," kata Zahra, warga setempat mengutip Finansial Times.

"Video rumah sakit membuat saya merasa seperti kita mencapai akhir dunia."

Mengutip John Hopkins University, Covid-19 Iran terus naik sejak Juli bahkan mengalahkan puncak gelombang ketiga April 2020, saat jumlah kasus 24.889. Saat ini rata-rata kasus harian mencapai 36.993.

Merujuk data Worldometers, kemarin Iran mencatat 42.541 kasus baru dengan 536 kematian. Kasus baru mencatat rekor, memecahkan data infeksi 9 Agustus 40.808 kasus baru dengan 588 kematian.

Sebelumnya India sempat dilanda "tsunami" corona pasca digelarnya festival keagamaan di sana. Kasus sempat mencapai puncaknya hingga 400 ribu sehari pada Mei 2020.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penyebab Meledaknya Covid-19 Iran hingga Sempat Salip RI

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular