IDI Khawatirkan Lonjakan Kasus Covid-19 di Luar Jawa-Bali

Rahajeng KH, CNBC Indonesia
10 August 2021 15:20
Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih Saat Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 Tahap Kedua di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu, 27 Januari 2021. (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)
Foto: Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengkhawatirkan terjadinya kenaikan kasus Covid-19 di luar pulau Jawa dan Bali. Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih mengatakan lonjakan di daerah bermula dari peningkatan kasus di Pulau Jawa yang merembet ke pulau-pulau lainnya.

Kenaikan kasus itu pun direspons pelaksanaan PPKM khusus di luar Jawa dan Bali yang akan diberlakukan perpanjangan dua minggu mulai tanggal 10 - 23 Agustus 2021. Cakupannya, yaitu 45 kabupaten/kota masuk dalam kategori level 4. Selanjutnya ada 302 kabupaten/kota untuk level 3 dan 39 kabupaten/kota untuk level 2.

"Jadi lonjakannya terjadi di Jawa dulu, kemudian dengan adanya pembatasan mobilitas mulai menurun tapi kemudian menjalar ke daerah lainnya seperti di Sumatra dan Papua. Ini harus diantisipasi secara baik," kata Daeng dalam Profit CNBC Indonesia, Selasa (10/8/2021).

Dia menegaskan 3 T (tracing, testing, dan treatment) dan vaksinasi harus lebih gencar dilakukan. IDI juga mengharapkan pemerintah daerah mempersiapkan diri dengan menambah fasilitas layanan dan isolasi terpusat.

"Khawatir masyarakat yang terinfeksi pada saat lonjakan ini tidak terfasilitasi dengan baik, tentunya masalah obat dan oksigen juga harus menjadi perhatian. Kita sudah mendapatkan pelajaran ketika terjadi lonjakan kasus di Jawa dan Bali," kata Daeng.

Dia juga mengapresiasi langkah pemerintah melanjutkan pembatasan kegiatan masyarakat sesuai dengan beberapa indikator yang ditentukan. Kebijakan ini diharapkan bisa mengurangi laju infeksi Covid-19 yang terjadi di masyarakat.

Saat ini meski tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy ratio/BOR) di rumah sakit telah melandai, keterisian di ICU masih tinggi. Dia mengungkapkan hal tersebut terjadi karena sebelumnya banyak pasien yang tidak mendapatkan ruang rawatan sehingga melakukan isolasi mandiri.

Setelah itu, ketika gejala semakin berat mereka kembali ke rumah sakit dan langsung mengisi ICU. Hal ini menjadi salah satu penyebab tingginya angka kematian karena Covid-19 meski kasus baru mengalami penurunan.

"Ini masih menjadi buntut dari banyaknya pasien sebelumnya yang tidak mendapatkan kamar dan dirawat di rumah. Sehingga ada yang kekurangan oksigen dan obat, jadi yang datang ke RS sudah dalam kondisi yang berat," pungkasnya.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IDI Sebut Berbahaya, Tes Rendah Tapi Kasus Covid Tinggi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular