Terungkap! PPKM Bikin Cari Kerja Makin Susah

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 August 2021 14:35
Matahari Department Store
Ilustrasi Department Store (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Semakin lama, dampak kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) semakin nyata. Kini, ada bukti PPKM membuat rakyat Indonesia jadi tidak percaya diri mengarungi samudera ekonomi.

Bank Indonesia (BI) melaporkan, Survei Konsumen periode Juli 2021 menghasilkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sebesar 80,2. Turun dibandingkan IKK bulan sebelumnya yaitu 107,4.

IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Kalau masih di bawah 100, artinya konsumen pesimistis memandang prospek perekonomian saat ini dan beberapa bulan mendatang.

Untuk kali pertama IKK terjerumus ke zona pesimistis dalam empat bulan terakhir. IKK Juli 2021 juga menjadi yang terendah sejak Oktober tahun lalu.

ikk

"Tertahannya keyakinan konsumen pada Juli 2021 disebabkan konsumen memprakirakan ekspansi kondisi perekonomian pada 6 bulan ke depan masih terbatas, baik dari aspek kegiatan usaha maupun ketersediaan lapangan kerja. Meski demikian, ekspektasi konsumen terhadap penghasilan ke depan tetap terjaga pada area optimis. Pada saat yang sama, konsumen mempersepsikan kondisi ekonomi saat ini belum sesuai yang diharapkan, ditengarai sejalan dengan penurunan aktivitas ekonomi dan penghasilan masyarakat yang lebih terbatas karena adanya Pemberlakuan PPKM Level 4 di berbagai wilayah di Indonesia," papar keterangan tertulis BI.

Halaman Selanjutnya --> Cari Kerja Makin Susah!

IKK terbagi menjadi dua sub-indeks besar yaitu Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK). Keduanya berada di area pesimistis di bawah 100.

Pada Juli 2021, IKE tercatat 67,1. Jauh lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 90,3.

"Pada Juli 2021, persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini melemah dari bulan sebelumnya, ditengarai sejalan dengan kebijakan PPKM Darurat di berbagai wilayah di Indonesia, yang berdampak pada kembali menurunnya aktivitas ekonomi dan terbatasnya penghasilan masyarakat," lanjut keterangan BI.

IKE dibentuk oleh tiga komponen yaitu Indeks Penghasilan Saat Ini, Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja, dan Indeks Pembelian Barang Tahan Lama. Ketiganya melemah dan semakin jauh dari angka 100.

ikk

Namun yang mengalami penurunan paling dalam adalah Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja dengan koreksi mencapai 30,3 poin. Artinya, masyarakat berpandangan mencari kerja di tengah situasi PPKM semakin sulit.

Apa boleh buat. PPKM (baik Darurat maupun Level 4) masih membuat aktivitas ekonomi sangat terbatas. Pusat perbelanjaan belum boleh beroperasi. Sementara restoran atau rumah makan yang bukan berada di area terbuka juga belum bisa melayani pelanggan yang makan-minum di tempat, hanya bisa pesan-bawa pulang (takeaway) atau pesan-antar (delivery).

Pekerja di sektor non-esensial dan non-kritikal juga masih harus 100% bekerja dari rumah. Sedangkan aktivitas belajar-mengajar tetap dilakukan dari jauh.

Kondisi semacam ini membuat permintaan lesu, bahkan mungkin tidak ada sama sekali. Dunia usaha tentu pusing tujuh keliling memikirkan cara untuk bertahan hidup. Boro-boro membuka lowongan kerja, mempertahankan yang ada pun mungkin ngos-ngosan.

Halaman Selanjutnya --> Harapan Rakyat Memudar

Sementara IEK pada Juli 2021 berada di 93,2. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 124,4. Konsumen yang awalnya percaya diri menatap masa depan kini minder lagi.

"Konsumen memprakirakan ekspansi kondisi perekonomian pada 6 bulan ke depan masih terbatas, baik dari aspek kegiatan usaha, peningkatan penghasilan, maupun ketersediaan lapangan kerja," tambah laporan BI.

Seperti IKE, IEK juga terdiri dari tiga komponen pembentuk yaitu Indeks Ekspektasi Penghasilan, Indeks Ekspektasi Ketersediaan lapangan Kerja, dan Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha. Hanya yang disebut pertama yang masih di area optimistis di atas 100, tetapi itu pun turun tajam dibandingkan bulan sebelumnya.

ikk

Well, mungkin konsumen tidak berani bermimpi terlalu tinggi. Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang masih ganas membuat pemerintah bisa kapan saja mengetatkan PPKM.

PPKM Darurat memang selesai pada 20 Juli 2021. Namun setelah itu ada PPKM Level 4 yang berlaku hingga 9 Agustus 2021. Bukan tidak mungkin Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali memutuskan perpanjangan.

Oleh karena itu, masyarakat memutuskan untuk menurunkan level ekspektasi. Dihadapkan kepada sesuatu yang sangat tidak pasti, harapan rakyat terhadap masa depan ekonomi pun samar-samar.

Kunci untuk memulihkan kepercayaan masyarakat adalah pengendalian pandemi. Jika pandemi bisa dijinakkan, maka masyarakat akan lebih berani untuk beraktivitas di luar rumah dan pemerintah tidak perlu memberlakukan kebijakan yang terlampau ketat.

"Penerapan PPKM Level 4 diperkirakan mengurangi aktivitas di perekonomian, khususnya yang identik dengan mobilitas seperti kegiatan konsumsi dan investasi. PPKM juga akan memberikan dampak ke sektor yang tergantung terhadap mobilitas masyarakat seperti perdagangan, transporasi, hotel dan restoran, serta akomodasi makan-minum. Oleh karena itu, kita semua memiliki kepentingan bersama untuk benar-benar mengendalikan varian delta Covid-19 yang akan memberikan downside risk ke outlook PDB paruh kedua 2021," jelas Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, dalam konferensi pers pekan lalu.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular