Profil Gubernur New York yang Buat Heboh AS soal Skandal Seks
Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur negara bagian New York, Amerika Serikat (AS), Andrew Cuomo, kali ini menjadi bahan perbincangan publik. Pasalnya ia dilaporkan terbukti melecehkan 11 wanita secara seksual, Selasa (3/8/2021).
Jaksa Agung New York Letitia James merangkum penyelidikan selama berbulan-bulan dengan kesimpulan itu. Rekan Presiden AS Joe Biden di Partai Demokrat tersebut terbukti melanggar undang-undang federal dan negara bagian.
Dalam laporan setebal 165 halaman terungkap bagaimana pengakuan 179 saksi. Lingkungan kerja yang diciptakan di kantor Cuomo disebut penuh ketakutan dan intimidasi.
"Apa yang terungkap dari penyelidikan adalah pola perilaku menganggu dari gubernur negara bagian New York," tegas James, dimuat Reuters.
"(Sebanyak) 11 wanita berada di lingkungan kerja tak bersahabat dan 'beracun'."
Akibatnya seruan untuk mundur datang kepada pria 64 tahun itu. Biden juga meminta dirinya menanggalkan kursi orang nomor satu di Big Apple itu.
"Dia harus mengundurkan diri," tegasnya di Gedung Putih, dikutip CNBC International Rabu (4/8/2021).
Biden juga mengatakan legislatif negara bagian bisa memutuskan untuk memakzulkan. Ini jika sang gubernur menolak mundur.
Siapa Cuomo?
Andrew Cuomo sendiri merupakan seorang politisi yang asli dari New York. Ia lahir dari keluarga keturunan Italia pada 6 Desember 1957 di New York City.
Ayahnya, Mario Cuomo, juga merupakan mantan gubernur negara bagian yang menampung markas finansial dunia itu. Selain itu, ia juga merupakan kakak dari salah satu jurnalis terkemuka, Chris Cuomo.
Ia lulus dari Sekolah St. Gerard Majella pada tahun 1971 dan Sekolah Menengah Uskup Agung Molloy pada tahun 1975. Ia menerima gelar sarjana dari Universitas Fordham pada tahun 1979 dan gelar doktor dari Sekolah Hukum Albany pada tahun 1982.
Dalam karir, Cuomo mengawali karirnya pada tahun 1984 sebagai asisten jaksa wilayah New York dan bekerja sebentar di firma hukum Blutrich, Falcone & Miller. Pada tahun 1986, ia mendirikan yayasan untuk membantu tunawisma yang ia namakan Housing Enterprise for the Less Privileged (HELP).
Dari tahun 1990 hingga 1993, selama pemerintahan walikota New York City David Dinkins, Cuomo adalah ketua Komisi Tunawisma Kota New York. Ia yang bertanggung jawab untuk mengembangkan kebijakan untuk mengatasi tunawisma di kota dan menyediakan lebih banyak pilihan perumahan.
Pada tahun 2007 hingga 2010, ia juga sempat menduduki jabatan sebagai Jaksa Agung New York. Ia menduduki posisi ini setelah memenangi sebuah pemilihan umum untuk Jaksa Agung dari lawannya, Jeanine Pirro.
Pada tahun 2010, ia mengikuti pemilihan gubernur New York untuk periode yang dimulai pada 2011. Dalam pencalonannya, ia berpasangan dengan wakilnya Robert Duffy untuk melawan kandidat partai Republik, Carl Paladino.
Dalam pemilihan itu, ia menang telak sebesar 63% dari lawannya. Setelah itu, dalam pemilihan tahun 2014 dan 2018, Cuomo mengikuti kembali pemilihan umum dan kembali menjadi pemenang.
Salah satu yang membuat dirinya cukup berat dikalahkan adalah karena ia tegas menentang mantan Presiden Donald Trump dalam kebijakan penanganan Covid-19 di wilayah yang notabenenya dikuasai Partai Demokrat itu.
Dalam kehidupan personalnya, Cuomo pernah menikahi seorang wanita bernama Kerry Kennedy pada tahun 1990. Dalam perkawinannya itu, ia dikaruniai tiga orang putri. Namun sayang, pernikahannya kandas pada 2015 lalu.
Skandal Seks
Sementara itu, dugaan pelecehan seksual Cuomo sendiri sudah mulai digulirkan mulai Maret lalu. Pada saat itu Cuomo menghadapi tuduhan pelecehan seksual dari tiga orang wanita, dua diantaranya adalah mantan stafnya sendiri.
Seorang mantan stafnya, Charlotte Bennett, mengatakan Cuomo menanyakan tentang kehidupan seksnya dan bertanya apakah ia akan terbuka untuk menjalin hubungan dengan pria yang lebih tua. Bennett mengatakan dia yakin dia sedang mengukur ketertarikannya pada suatu perselingkuhan.
Mantan staf lainnya, Lindsey Boylan, mengatakan Cuomo mengomentari penampilannya secara tidak tepat, menciumnya tanpa persetujuannya di akhir pertemuan, dan pernah menyarankan mereka bermain poker telanjang saat berada di pesawat jet milik negara.
"Bagaimana warga New York bisa mempercayai Anda @NYGovCuomo untuk memimpin negara bagian kami jika Anda tidak tahu ketika Anda bersikap tidak pantas dengan staf Anda sendiri?" Klaim Boylan dalam akun media sosial miliknya.
Anna Ruch, mengatakan kepada The New York Times bahwa Cuomo meletakkan tangannya di wajahnya dan bertanya apakah dia bisa menciumnya beberapa saat setelah mereka bertemu di pernikahan September 2019 di Manhattan.
Cuomo sendiri sempat menanggapi hal ini dengan meminta maaf akibat tindakan yang dianggap sebagai pelecehan itu. Ia menganggap bahwa hal itu ia lakukan secara tidak sengaja.
"Sekarang saya mengerti bahwa saya bertindak dengan cara yang membuat orang merasa tidak nyaman," kata Cuomo. "Itu tidak disengaja dan saya benar-benar dan sangat meminta maaf untuk itu."
Namun, ia juga menegaskan bahwa perilakunya disalahpahami para penuduhnya. Pria yang memiliki tiga anak perempuan itu menegaskan tak pernah menyentuh siapapun secara tidak pantas.
"Saya ingin Anda tahu ... saya tidak pernah menyentuh siapa pun secara tidak pantas atau melakukan rayuan seksual yang tidak pantas," kata Cuomo.
"Saya berusia 63 tahun. Saya telah menjalani seluruh kehidupan dewasa saya di depan umum. Itu bukan siapa saya."
(sef/sef)