Internasional

Corona Wuhan 'Bangkit dari Kubur', Warga Panic Buying

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
04 August 2021 08:55
Residents rush to stock up on necessities at a supermarket after authorities lockdown near residential blocks to prevent the spread of the COVID-19 in Wuhan city in central China's Hubei province Monday, Aug. 2, 2021. Chinese authorities announced Tuesday the mass testing of Wuhan as an unusually wide series of COVID-19 outbreaks reached the city where the disease was first detected in late 2019. (Chinatopix via AP)
Foto: AP/

Jakarta, CNBC Indonesia - Corona bangkit di Wuhan, China. Pihak berwenang menemukan tujuh kasus, Senin (2/8/2021), setelah lebih dari setahun tak ada kasus lokal di kota itu.

Otoritas setempat melaporkan kasus di antara para pekerja migran. Akibatnya kota berpenduduk 11 juta jiwa mengunci sejumlah perumahan yang terkait kasus.

Pegujian massif dilakukan ke hampir seluruh penduduk kota. Penerbangan dan kereta api juga dihentikan sementara di tengah menyebarnya varian Delta yang sangat menular.

Warga panic buying karena khawatir dengan penguncian baru yang terjadi. Ini mengingatkan warga pada awal-awal pandemi, kala kota itu menjadi hotspot dunia di akhir tahun 2019.

Beberapa toko dikabarkan diserbu pembeli dalam sekejap yang menyebabkan banyak rak-rak swalayan kosong. "Pembeli ramai di sebuah supermarket di Wuhan, setelah blok perumahan terdekat dikunci sebagai bagian langkah pencegahan Covid-19," tulis NPR.

China sendiri kini tengah berjuang menahan varian Delta yang mulai merebak di negeri itu. Varian ini merupakan strain corona terbaru yang ditemukan dari India, yang diyakini menular lebih cepat, membahayakan fasilitas kesehatan dan menimbulkan gejala lebih berat.

Mengutip Worldometers, China mencatat 98 kasus baru, tertinggi sejak Januari 2021. Sebanyak 55 kasus merupakan transmisi lokal. Selasa, kasus sedikit menurut menjadi 90 pasien. Saat ini ada 1.157 kasus aktif di China.

Varian Delta disebut telah menyebar di 20 kota dan lebih dari selusin provinsi di Tiongkok. Untuk melawan makin mewabahnya varian yang ditemukan pertama kali di India itu, jutaan orang bahkan kini dikunci (lockdown), melalui pembatasan sosial dan karantina wilayah.

Di Beijing sejak Minggu, pejabat kota meminta penduduk untuk tidak meninggalkan kota itu. "Kecuali jika diperlukan," ujar pejabat.

Semua jalur kereta api, bus dan udara dari daerah-daerah episentrum corona ditemukan diputus. Wisatawan juga dilarang datang ke Beijing walau kini tengah puncak liburan musim panas di negeri itu.

"Hanya pelancong penting yang diizinkan masuk jika tes asam nukleatnya negatif," ujar pejabat Beijing.

Sementara di Provinsi Hunan tepatnya kota Zhuzhou, sebanyak 1,2 juta penduduk diminta tetap di rumah selama tiga hari. Ini bersamaan dengan pengujian massif yang dilakukan pemerintah dan vaksinasi di seluruh kota.

"Situasinya masih suram dan sulit," kata pemerintah Zhuzhou.

Kota wisata Zhangjiajie dekat Zhuozhu juga dikunci sejak Jumat lalu. Total penduduk kota itu sebanyak 1,5 juta.

China sebelumnya sukses melawan Covid-19 di 2020. Namun klaster baru varian Delta di bandara internasional Nanjing, Provinsi Jiangsu terkait sembilan petugas kebersihan 20 Juli lalu mengancam keberhasilan itu.

Selama dua pekan terakhir sudah ditemukan 360 kasus lokal Covid-19 varian Delta. Tidak jelas dari mana varian Delta masuk, beberapa menyebut infeksi berasal dari penerbangan dari Rusia yang membawa warga positif Covid-19.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mengenang Kepergian Dr Li Wenliang, Whistleblower Covid-19

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular