Gak Kaleng-Kaleng, Seabrek Produk RI Bikin Resah ASEAN-Eropa!

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
01 August 2021 08:00
Mobil ekspor di pelabuhan IPCC, Tanjung Priok. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Mobil ekspor di pelabuhan IPCC, Tanjung Priok. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

5. Filipina Makin Cenat-Cenut dengan Produk Otomotif RI

Filipina saat ini mencoba untuk menjegal produk otomotif Indonesia melalui safeguard berupa bea masuk tindakan pengamanan perdagangan sementara (BMTPs) pada awal Januari lalu.

Namun, Filipina tidak bisa asal menerapkan BMTPs. Otoritas negara itu harus terlebih dahulu membuktikan bahwa Indonesia melakukan pelanggaran. Meski begitu, kabar teranyar menyebut bahwa Komisi tarif Filipina gagal membuktikan pelanggaran Indonesia.

"Karena nggak memenuhi persyaratan. Jadi ada beberapa persyaratan bahwa impor dari Indonesia menimbulkan sudden increase itu nggak terjadi, syarat-syaratnya nggak terpenuhi jadi sudah didrop. Kemarin dapat pemberitahuan jadi nggak bisa diberlakukan," kata Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara kepada CNBC Indonesia, Jumat (30/7/21).

Ketika aturan itu diberlakukan sejak 5 Januari hingga 200 hari berikutnya, importir mobil harus memberi jaminan tunai senilai P70.000 atau setara dengan Rp20,2 juta per mobil penumpang impor, serta P110.000 atau setara dengan Rp31,8 juta per mobil niaga ringan. Akibatnya, harga mobil dari Indonesia menjadi lebih tinggi dan sulit bersaing di Filipina.

Namun aturan ini tidak berlaku bagi kendaraan penumpang dengan nilai free on board di atas US$ 25 ribu serta kendaraan ringan komersial dengan nilai di atas US$ 28 ribu, termasuk kendaraan kegunaan khusus maupun Semi-Knocked Down (SKD) serta Completely Knock Down (CKD).

"Ekspor Indonesia ke Filipina akan terus jalan, diharapkan segera normal. Salah satu tujuan ekspor tertinggi dari Indonesia ke Filipina. Kondisinya kemarin ada anomali di sana karena dalam kondisi lockdown, justru keperluan kendaraan bermotor dari info yang kami terima dari sana, ternyata meningkat," kata Kukuh.

"Kadang-kadang bentuk proteksi berbagai negara. Yang justru paling banyak melakukan proteksi dari sesama negara ASEAN," lanjutnya.

Filipina memang menjadi pasar empuk bagi pabrikan mobil Indonesia. Tahun 2019 lalu saja jumlah mobil yang berhasil tercatat sebagai ekspor mencapai 86 ribu kendaraan. Daihatsu, Toyota, Mitsubishi Motors, Suzuki, Honda menjadi 5 eksportir terbesar, kemudian diikuti Isuzu, Wuling maupun Hyundai.

6. India Panik Ekspor Fiber Indonesia

Kasus terbaru yang melanda produk "Made in Indonesia" juga terjadi di India. Otoritas Negara Bollywood menyebut bahwa pelaku usaha di negara itu terancam oleh ekspor plain medium density fiberboard (MDF Board) buatan Indonesia. Namun, untungnya usulan pengenaan bea masuk anti dumping (BMAD) ditolak oleh pemerintah India.

Keputusan tersebut tertuang dalam Office Memorandum yang dirilis di situs web Directorate General of Trade Remedies (DGTR) pada 20 Juli 2021.

DGTR India merekomendasikan pengenaan BMAD sebesar USD 22,47/CBM-USD 258,42/CBM terhadap produk MDF Board Indonesia pada 20 April 2021. DGTR menilai adanya kerugian material di industri dalam negeri MDF Board India.

"Kami mengapresiasi keputusan yang diambil Pemerintah India. Setelah rekomendasi dari DGTR India keluar, kami mengirimkan surat kepada Menteri Keuangan India, Menteri Perdagangan dan Industri India, serta Sekretaris Kementerian Perdagangan dan Industri India," kata Lutfi dalam pernyataannya pada Selasa (27/7/2021) lalu.Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengapresiasi kebijakan India terhadap produk MDF Board dengan ketebalan di bawah 6 mm dari Indonesia.

"Dalam surat tersebut, kami menyampaikan sejumlah fakta yang menunjukkan industri dalam negeri MDF Board India tidak mengalami kerugian sebagaimana dimaksud dalam Anti Dumping Agreement World Trade Organization (WTO)," lanjutnya.

MDF Board merupakan jenis kayu olahan yang dibuat dari serpihan kayu yang dipadatkan. Pada umumnya, produk ini dijual dalam bentuk lembaran menyerupai papan sebagai pengganti plywood. Nantinya, lembaran ini dapat diolah kembali menjadi sebuah furnitur fungsional, seperti meja, kursi, dan lemari.

(wia)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular