
Geger! Biden Sebut Jakarta akan Tenggelam, Seberapa Bahaya?

Kepala Balai Konservasi Air Tanah, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Isnu Hajar Sulistyawan mengatakan proyeksi tenggelamnya Jakarta yang disampaikan Biden menggunakan hitung-hitungan linier soal penurunan permukaan tanah.
Padahal menurutnya berdasarkan pengamatan Badan Geologi, tidak semua penurunan muka tanah di wilayah DKI Jakarta terjadi secara linier. Bahkan, tidak semua wilayah di Jakarta Utara (Jakut), daerah yang paling rentan, mengalami penurunan tanah yang sama cepatnya.
"Kalau yang disampaikan Joe Biden itu dihitung linier. Mereka hitung dari interpretasi linier dihitung rate dari kemarin sampai sekarang," paparnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (30/07/2021).
Dia menyebut, penurunan tanah di sekitar Tanjung Priok 0,8 cm per tahun. Namun, ada juga penurunan tanah di Jakarta Utara yang lebih cepat seperti di Pluit mencapai 8,6 cm per tahun.
Isnu menjelaskan penurunan tanah di Jakarta bisa cegah. Di mana pemakaian air tanah menjadi salah satu penyebab penurunan permukaan tanah. Oleh karena itu pemerintah berupaya melakukan pencegahan pemakaian air tanah yang berlebihan.
"Selama ini beberapa peneliti juga fokus ke air tanah, Badan Geologi fokus di Jakarta bentuk balai konservasi air tanah, lakukan fokus ke air tanah ini," jelasnya.
Berdasarkan pemantauan melalui sumur pantau di daerah Banjir Kanal Timur (BKT) penurunan rata-ratanya 1,64 cm per tahun, tapi dalam 10 tahun terakhir dia sebut penurunannya melandai. Sumur untuk dengan kedalaman 300 meter ini berfungsi untuk memantau penurunan tanah.
"Memang ada yang katakan 50 tahun ke depan, 10 tahun ke depan, tapi berdasarkan data kita ya seperti itu," lanjutnya.
(hps/hps)[Gambas:Video CNBC]
