Geger! Biden Sebut Jakarta akan Tenggelam, Seberapa Bahaya?

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
31 July 2021 10:20
NASA di Mars
Foto: Joe Biden (AP/Peter Klaunzer)

Menanggapi pidato Biden yang mengatakan Jakarta akan tenggelam, Badan Antariksa AS NASA menyampaikan berdasarkan laporannya kenaikan suhu dan mencairnya lapisan es membuat kawasan pesisir menghadapi resiko banjir yang semakin besar.

NASA menyebut hanya sedikit tempat yang menghadapi tantangan seperti Jakarta. Masalah banjir itu juga semakin memburuk dalam beberapa dekade karena adanya pemompaan air tanah yang menyebabkan tanah tenggelam atau surut, dikutip Jumat (30/7/2021).

Kenaikan laut global yang rata-rata naik sebesar 3,3 mm per tahun. Sejak tahun 1990-an bahkan banjir besar telah terjadi di Jakarta dan musim hujan 2007 membawa kerusakan dengan 70% wilayah terendam.

Berdasarkan gambar unggahan NASA Jakarta berevolusi dalam tiga dekade terakhir. Adanya pembabatan hutan dan vegetasi lain dengan permukaan kedap air di daerah pedalaman di sepanjang sungai Ciliwung dan Cisadane telah mengurangi jumlah air yang dapat diserap.

Ini juga yang menyebabkan adanya limpahan serta banjir bandang. Populasi wilayah Jakarta lebih dari dua kali lipat antara tahun 1990 dan 2020 telah membuat lebih banyak orang yang memadati dataran banjir dengan resiko tinggi.

Celakanya lagi, banyak saluran sungai dan kanal yang menyempit atau tersumbat secara berkala oleh sedimen dan sampah, sehingga sangat rentan terhadap luapan.

Salah satu gambar yang menunjukkan wilayah pada tahun 1990, lahan buatan dan pembangunannya baru menyebar ke perairan dangkal Teluk Jakarta. Salah satu analis data menunjukkan orang membangun setidaknya 1.185 hektar lahan bar di sepanjang pantai.

Ilmuwan Penginderaan Jauh di East China Normal University, Dhritiraj Sengupta mengungkapkan lahan tersebut sebagai besar digunakan untuk perumahan kelas atas dan lapangan golf.

NASA juga menyoroti Pulau-Pulau buatan seringkali merupakan jenis tanah yang paling cepat surut karena pasir dan tanahnya mengendap dan menjadi padat seiring waktu.

Sengupta menyebut satelit dan sensor berbasis darat mencatat sebagian Jakarta Utara mengalami penurunan puluhan milimeter per tahun. Di pulau-pulau buatan angka itu melonjak hingga 80 mm per tahun. (*)

(hps/hps)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular