Ini Ramalan Ngeri IMF Buat Flowering Country, Termasuk RI!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
28 July 2021 11:05
Bendera Merah Putih Raksasa d Halaman Monas (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Bendera Merah Putih Raksasa d Halaman Monas (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dana Moneter Internasional (IMF) merilis laporan World Economic Outlook terbaru edisi Juli 2021. Proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tidak berubah dari laporan April 2021, tetapi tidak demikian dengan 'ramalan' buat Indonesia.

Pada 2021, IMF memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) dunia akan tumbuh 6%. Meski proyeksinya tidak berubah, tetapi ada yang lain dalam hal komposisi.

"Proyeksi pertumbuhan ekonomi negara-negara maju lebih tinggi 0,5 poin persentase. Namun kenaikan ini terhapus oleh proyeksi untuk negara-negara berkembang yang direvisi ke bawah, terutama untuk negara-negara berkembang Asia," sebut Gita Gopinath, Kepala Ekonom IMF, dalam laporan tersebut.

growthSumber: IMF

Menurut Gopinath, peta permainan berubah karena kemunculan virus corona varian delta. Varian yang kali pertama terdeteksi di India ini lebih cepat menular ketimbang sebelumnya.

Namun negara-negara maju lebih mampu membendung varian delta karena warga yang sudah menerima vaksin anti-virus corona lebih banyak ketimbang di negara-negara berkembang. Jumlah populasi yang sudah divaksin di negara maju hampir 40%, sementara di negara berkembang masih di kisaran 11%.

coronaSumber: Our World in Data

"Kecepatan vaksinasi akan sangat menentukan kapan kehidupan masyarakat bisa lebih normal, yang berdampak ke revisi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, minimnya vaksinasi ditambah gelombang serangan baru menyebabkan revisi ke bawah," lanjut Gopinath.

Selain vaksinasi, Gopinath juga menilai perbedaan pemulihan ekonomi di negara maju dan berkembang ditentukan oleh besaran stimulus, terutama fiskal. Di negara maju, kapasitas fiskal untuk stimulus mencapai US$ 4,6 triliun, jauh di atas negara berkembang.

growthSumber: IMF

"Tidak hanya fiskal, negara-negara maju juga masih memberi stimulus moneter dalam bentuk suku bunga rendah. Sementara negara-negara seperti Brasil, Hungaria, Meksiko, Rusia, dan Turki mulai menaikkan suku bunga acuan karena tekanan kenaikan harga dan nilai tukar mata uang," tulis Gopinath.

Halaman Selanjutnya --> Indonesia Bermasalah dengan Virus Corona

Well, Indonesia adalah salah satu flowering, eh emerging country alias negara berkembang. Oleh karena itu, Indonesia tidak luput dari 'diskon' proyeksi pertumbuhan ekonomi.

Dalam World Economic Outlook Juli 2021, IMF memperkirakan PDB Indonesia tumbuh 3,9%. Turun 0,4 poin persentase dari proyeksi April.

"Proyeksi pertumbuhan ekonomi India diturunkan karena gelombang serangan virus corona yang parah pada Maret-Mei, dan ini memperlambat proses pemulihan. Dinamika serupa kini terjadi di negara-negara ASEAN-5 yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina," tulis laporan World Economic Outlook Juli 2021.

Per 27 Juli 2021, Kementerian Kesehatan melaporkan jumlah pasien positif corona di Indonesia mencapai 3.239.936 orang. Bertambah 45.203 orang dari hari sebelumnya.

Tambahan 45.203 orang pasien baru membuat Indonesia berada di posisi kedua dunia dalam hal kasus harian. Hanya lebih baik dari Amerika Serikat (AS) yang mencatatkan 61.581 orang pasien baru.

Dalam 14 hari terakhir, rata-rata pasien positif corona di Tanah Air bertambah 44.601 orang per hari. Jauh lebih tinggi ketimbang rerata 14 hari sebelumnya yaitu 32.790 orang per hari.

Namun yang sangat mengkhawatirkan adalah kasus kematian. Kemarin, tercatat 2.069 orang pasien tutup usia akibat serangan virus corona. Ini adalah yang tertinggi di dunia.

corona

"Peningkatan kasus baru menyebabkan mobilitas masyarakat menurun. Bahkan bisa lebih rendah dibandingkan kuartal IV-2020 dan kuartal I-2021," lanjut laporan IMF.

Ditambah lagi, vaksinasi anti-virus corona di Indonesia masih relatif rendah. Per 27 Juli 2021, rata-rata tujuh harian vaksinasi di Indonesia adalah 732.901 dosis. Indonesia belum lagi mampu mencapai vaksinasi 1 juta dosis.

corona

"Di negara-negara dengan tingkat vaksinasi tinggi seperti Inggris dan Kanada, dampak pandemi terhadap aktivitas dan mobilitas masyarakat relatif lebih rendah. Sementara di negara-negara yang masih tertinggal seperti India dan Indonesia, mungkin menjadi yang paling terpukul di antara anggota G20. Terbatasnya aktivitas masyarakat akan memukul sisi pasokan dari ekonomi," tambah laporan IMF.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article IMF 'Sunat' Proyeksi Ekonomi Indonesia, Apa Sebabnya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular