Ada Holding Geothermal, Kapasitas PLTP Bisa Naik 2x di 2026

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
26 July 2021 21:00
PLTP yang dioperasikan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). (Dok: PGE)
Foto: PLTP yang dioperasikan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). (Dok: PGE)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saat ini tengah membentuk Holding BUMN Panas Bumi (geothermal) yang rencananya akan menggabungkan tiga BUMN, termasuk anak usaha BUMN di sektor panas bumi seperti PT Geo Dipa Energi (Persero), PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), dan PT PLN Gas & Geothermal.

Jika Holding Panas Bumi ini terbentuk, maka diharapkan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dari ketiga BUMN ini bisa naik 2x lipat pada 2026.

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I Pahala Nugraha Mansury.

Dia mengatakan, pengembangan PLTP nantinya akan berperan dalam mengejar target bauran energi terbarukan sebesar 23% pada 2025.

"Kita harap lima tahun sampai dengan enam tahun mendatang total energi PLTP akan bisa ditingkatkan 2x dibanding total installed capacity saat ini," paparnya dalam webinar Media Group News Summit Series bertajuk Indonesia Green Summit 2021, Senin (26/07/2021).

Pahala mengatakan, diperlukan investasi untuk mengembangkan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang ada saat ini karena wilayah kerja saat ini masih cukup besar untuk dikembangkan lebih lanjut lagi.

"Kita berharap dari total installed capacity yang dimiliki kurang lebih sekitar 1,2 Giga Watt (GW) gabungan keseluruhannya, kita harapkan bisa ditingkatkan sampai dengan 2,5 GW dalam kurun waktu 5-6 tahun," jelasnya.

Namun demikian, dia mengakui bahwa ini menjadi tantangan yang besar karena kebutuhan yang paling besar adalah mengembangkan lebih lanjut wilayah kerja yang sudah ada.

"Tentunya kajian mengenai siapa yang akan jadi Holding dari pengembangan geothermal ini didasarkan atas hal tersebut," ujarnya.

Nantinya Holding Geothermal ini akan beranggotakan tiga BUMN dan anak usaha BUMN di bidang panas bumi, di antaranya PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), PT PLN Gas & Geothermal, dan PT Geo Dipa Energi (Persero).

Menurut Pahala, dari tiga BUMN tersebut yang paling berpotensi menjadi induk dari holding ini adalah PGE.

"Memang saat ini kelihatan yang paling berpotensi untuk menjadi sebuah holding tentunya adalah Pertamina Geothermal. Tetapi ini adalah sesuatu yang sedang kita diskusikan bersama dengan PLN dan Kemenkeu," ucapnya.

Dia berharap agar semua pihak bisa memberikan dukungan dalam proses pembentukan holding ini. Tujuan utamanya, imbuh Pahala, adalah bersama-sama melakukan pengembangan panas bumi.

"Kita harapkan perusahaan ini akan bisa dimiliki bersama, ujungnya antara Pertamina, PLN dan kalau jadi juga bergabung adalah Kemenkeu yang akan jadi pemilik salah satu yang sudah kita konsolidasikan ini nantinya," paparnya.

Seperti diketahui, Indonesia memiliki potensi panas bumi terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Namun sayang pemanfaatannya belum optimal.

Dari sumber daya panas bumi sebesar 23.965,5 Mega Watt (MW), pemanfaatan untuk Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) hingga 2020 baru mencapai 2.130,7 MW atau 8,9% dari total sumber daya yang ada.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Punya Harta Karun Energi Terbesar ke-2 Dunia, Tapi RI Abaikan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular